Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Ojek Online Berharap Ada "Shelter"di Sekitar Stasiun

Kompas.com - 05/12/2017, 22:02 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menertibkan berbagai jenis transportasi umum di sekitar stasiun kereta mendapat respon dari beberapa pengendara ojek online dan bajaj.

Pada dasarnya mereka mengaku setuju, namun dalam penerapannya diharapkan tidak tebang pilih.

"Kalau dibuatkan shelter sih oke-oke saja, jadi kita enggak dipinggir jalan, kapanasan dan kehujanan, tapi yang penting aturan jelas jangan berat sebelah," ucap Nurdin ojek online yang biasa mengambil penumpang di stasiun Manggarai, Selasa (5/12/2017)

Menurut Nurdin, selama ini banyak keberpihakan mengenai aturan penertiban, seperti mementingkan moda transportasi lain dibandingkan ojek online.

Baca juga : Cara BPTJ Tertibkan Berbagai Transportasi Pendukung di Sekitar Stasiun

"Seperti ojek biasa atau bajaj, mereka punya lahan sendiri enggak diganggu sama petugas, giliran kita diusir-usir padahal sama-sama cari penumpang. Kalau bisa yang adil, penumpang sendiri yang nentuin dia mau apa kan," ujar Nurdin.

Irwan pengendara ojek online lainnya juga mengutarakan hal serupa. Menurutnya, mereka terpaksa mangkal di pinggir jalan karena memang banyak mendapatkan penumpang dari stasiun.

"Stasiun banyak penumpangnya dibanding kita harus mutar-mutar, karena itu pasti ramai sama ojek online," ucap Irwan.

"Karena enggak ada lahan, biasanya kami cari pinggir jalan, atau dekat warung buat basecamp. Kalau memang diberikan lahan yah bagus, kita enggak perlu kucing-kucingan lagi sama petugas kan," kata Irwan.

Baca juga : Kata Pengemudi Ojek Online yang Dicap Biang Macet karena Sering Ngetem

Sedangkan Iman, sopir bajaj di stasiun Tebet mengatakan kurang setuju dengan wacana tersebut. Ia menilai akan makin sedikit mendapatkan konsumen karena harus bergiliran.  

"Takutnya pakai sistem antrean, kalau begitu pasti bajaj susah dapat penumpang karena kebanyakan orang pilih naik ojek atau Trans kan, yah kurang setuju aja," ujar Imam yang mengaku sudah tiga tahun lebih mencari nafkah dengan menarik bajaj.

BPTJ berencana untuk mengatur transportasi penunjang di depan stasiun agar tidak terjadi kesemerawutan. Bekerja sama dengan DAOP1, BPTJ akan mencari lahan sebagai shelter berkumpulnya moda pendukung di seputar stasiun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com