Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Butuh Rp 90 Triliun agar Jakarta Punya Sistem Limbah yang Benar"

Kompas.com - 08/12/2017, 15:00 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, DKI Jakarta belum memiliki sistem pengelolaan air limbah yang benar hingga saat ini. Oleh karena itu, butuh investasi yang besar untuk membangun sistem pengelolaan tersebut.

"Karena Jakarta belum punya sistem air limbah yang benar, itu dibutuhkan hampir Rp 90 triliun, tapi untuk periode sampai 2050, untuk bisa membuat Jakarta itu benar-benar mempunyai saluran air limbah yang benar," ujar Bambang di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2017).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus membenahi sistem pengelolaan air limbah untuk mengubahnya menjadi air bersih. Persediaan air bersih tersebut mencegah terjadinya penyedotan air tanah yang masif, sehingga dapat menahan laju penurunan muka tanah.

"Penurunan muka tanah salah satunya karena pemakaian air tanah yang berlebihan, sumur yang berlebihan, ini yang harus dicegah. Berarti rumah tangga harus punya alternatif dan alternatifnya hanya bisa dari jaringan air bersih yang diberikan oleh Pemda, PDAM," kata Bambang.

Baca juga : Menteri Bambang Desak DKI Benahi Persediaan Air Bersih

Menurut Bambang, butuh investasi sekitar Rp 40 triliun untuk menyediakan air bersih di Ibu Kota. Dengan investasi itu, kata Bambang, Pemprov DKI Jakarta bisa menyalurkan lebih banyak air bersih untuk sekitar 500.000 rumah tangga di Jakarta yang selama ini belum terkoneksi air bersih.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, Pemprov DKI Jakarta segera mengerjakan sistem pengelolaan air limbah di Jakarta. Pemprov DKI, kata dia, salah satunya akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk membenahi sistem pengelolaan air limbah.

"Kami juga lagi kick off, memastikan bahwa nanti untuk sewerage (saluran air limbah) dan juga drainase, kami lagi kerjakan," ujar Sandi.

Kompas TV Sebuah karya seni, tidak selalu membutuhkan bahan baku yang baru dan mahal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com