Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenali Ciri-ciri Anak Terjangkit Difteri dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 11/12/2017, 11:47 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Penyakit difteri disebabkan infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae dan biasanya menyerang selaput lendir yang terdapat di dalam hidung dan tenggorokan. Jika anak terkena bakteri difteri, ciri-ciri yang mudah dikenali adalah sakit tenggorokan, demam, dan lemas.

"Kelihatannya lemas, tulang-tulang yang ada di dalam tubuh tidak berfungsi menopang berat tubuh, demam tinggi," kata Ruskan, petugas Dinas Kesehatan Puskesmas Sukamaju Baru, Depok, Jawa Barat, Senin (11/12/2017).

Ciri difteri yang paling khas adalah munculnya pseudomembran atau selaput berwarna putih keabuan di bagian belakang tenggorokan yang mudah berdarah.

Hal itu yang menyebabkan rasa sakit saat menelan, kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening dan pembengkakan jaringan lunak di leher yang disebut bullneck.

Baca juga: Menkes Sedih Vaksin Difteri Gratis untuk Warga, tetapi...

Sumbatan ini bisa menghalangi jalan napas, menyebabkan anak atau penderita harus berjuang untuk bisa bernapas. Lebih bahaya lagi, difteri dapat merusak jantung, ginjal, dan sistem saraf, bahkan difteri bisa mematikan.

Difteri banyak menyerang mereka yang tidak pernah mendapatkan imunisasi. Karena itu, imunisasi difteri penting dilakukan sebagai upaya pencegahan.

"Imunisasi difteri penting untuk mencegah, lebih baik mencegah, toh, daripada mengobati," kata Ruskan.

Namun, perlu diperhatikan juga syarat-syarat yang harus dipenuhi saat melakukan imunisasi difteri. Anak yang akan diimunisasi misalnya harus dalam keadaan sehat.

Jika anak tersebut sedang mengalami demam, anak boleh dilakukan imunisasi, tetapi dengan catatan suhu tubuhnya tidak lebih dari 37 derajat.

"Demam di bawah 37 derajat masih boleh dan batuk pilek biasa juga masih boleh," ujarnya.

Baca juga: 700.000 Anak dan Orang Dewasa di Jakarta Barat Dapat Imunisasi Difteri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com