Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot hingga PKL Tolak Rencana Penutupan Jalan di Tanah Abang

Kompas.com - 12/12/2017, 19:37 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menutup Jalan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat sebagai lokasi berjualan 400 pedagang kaki lima (PKL) ditentang berbagai pihak.

Adapun yang menolak rencana tersebut adalah pejalan kaki sekaligus pengguna commuter line, sopir angkutan umum, dan PKL itu sendiri.

Noel (30) contohnya, pegawai BUMN yang kerap pergi dari dan ke Stasiun Tanah Abang tak sepakat dengan rencana Sandiaga.

"Enggak mengerti prioritas ya sepertinya, dan (terkesan) mau menyelesaikan masalah supaya dapat popularitas dari kaum bawah," ucap Noel kepada Kompas.com, Selasa (12/12/2017).

Bukan hanya Noel, Teti sebagai pengguna commuter line juga tidak setuju dengan rencana penutupan jalan di kawasan Tanah Abang tersebut.

Baca juga : Sandi: PKL Tanah Abang Itu Front Office yang Punya Toko di Pasar

Dia menilai, hal tersebut justru akan membuat kawasan di sekitar Stasiun Tanah Abang semakin semrawut.

"Enggak setuju, tanpa ada PKL saja jalanan itu sudah sempit oleh macam-macam moda transportasi dan pejalan kaki, ditambah PKL makin enggak ramah pejalan kaki. Jalanan makin semrawut," kata Teti.

Kondisi trotoar di depan Stasiun Tanah Abang, Jumat (24/11/2017) sore pukul 16.00 WIB.Kompas.com/Setyo Adi Kondisi trotoar di depan Stasiun Tanah Abang, Jumat (24/11/2017) sore pukul 16.00 WIB.
Penolakan juga disampaikan oleh Asep, sopir angkot trayek M10 jurusan Tanah Abang-Jembatan Lima. Menurutnya, penutupan jalan untuk PKL tidak akan membuat jalanan lebih rapi dan tertata.

Selain itu, hal tersebut juga akan membuat pekerjaannya dan teman-temannya sesama sopir angkutan umum terancam.

Baca juga : Ditanya Penataan Tanah Abang, Anies Bilang, Nanti, Nanti Saja, Tunggu Lengkap

"Enggak setuju, banyak yang naik angkot di sini, sepi nanti kalau ditutup. Jadiin seperti biasa saja, enggak usah ditutup, biarin saja kayak sekarang ini," ujar Asep saat tengah mencari penumpang di dekat Stasiun Tanah Abang.

Ada PKL di Tanah Abang yang juga tidak setuju dengan rencana Sandiaga itu. Adji (50) contohnya, PKL asal Palembang tersebut menolak penutupan jalan.

Pengguna jalan melintas diantara Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Kamis (26/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih berjualan di atas trotoar dengan alasan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah berjanji tidak akan mengusir PKL di Jakarta.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Pengguna jalan melintas diantara Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Kamis (26/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih berjualan di atas trotoar dengan alasan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah berjanji tidak akan mengusir PKL di Jakarta.
Menurut dia, penutupan jalan itu tidak akan membuat para PKL seperti dia dan teman-temannya akan untung. Dia merasa rencana itu hanya akan menguntungkan para pedagang dengan kios atau modal besar.

"Enggak setuju saya, pengalaman kayak begini tuh sudah sering saya rasakan. Mulai dari Senayan, Kemayoran cuma bikin untung PKL yang punya modal besar. Jadi biarkan saja kayak begini, jangan bikin mobilitas warga terganggu, nanti kalau jalan ditutup kan sepi pembeli juga," kata Adji.

Pantauan Kompas.com, tidak ada kemacetan di Jalan Jatibaru Raya. Namun, para PKL terlihat masih mengokupasi trotoar, baik dari arah Kota menuju Tanah Abang ataupun sebaliknya.

Baca juga : Sandiaga: Kami Tak Mau Launching Tanah Abang Sebelum Ada Maketnya

Hal ini cukup mengganggu pejalan kaki, karena tak jarang dari mereka yang saling senggol dan bertabrakan dengan pejalan kaki lainnya.

Sebelumnya diberitakan, Wagub Sandiaga mengatakan, jajarannya tengah menyiapkan penutupan jalan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk menampung 400 PKL berjualan. Penataan ini adalah solusi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga agar tetap menghidupkan perekonomian rakyat di Tanah Abang.

"Itu nanti bagian daripada apa, satu memuliakan pejalan kaki, memberikan tempat kepada PKL. (Sebanyak) 400 yang sudah didata agar mereka tetap bisa mencari nafkah dan mereka itu diperlukan juga untuk commutering," kata Sandiaga.

Kompas TV Sandi menilai, Tanah Abang punya potensi menjadi pusat perbelanjaan kelas dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com