Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Banjir Jatipadang di Rapim, Anies Minta Normalisasi, Konsep Dibicarakan Nanti

Kompas.com - 18/12/2017, 16:50 WIB
Ana Shofiana Syatiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah banjir di kawasan Jatipadang, Jakarta Selatan, masih dalam sorotan Pemprov DKI. Hal ini menjadi pembahasan dalam Rapim yang digelar Pemprov DKI pada 13 November 2017.

Suasana rapim ini dapat dilihat pada video yang diunggah akun YouTube Pemprov DKI pada 14 Desember 2017. Videonya berjudul 13 Nov 2017 Rapim Bag 2/5: Tantangan Pelaksanaan Normalisasi Kp.Pulo (seharusnya Kali Pulo).

Dalam video berdurasi 4 menit 30 detik tersebut, terdapat paparan masalah yang terjadi di Kali Pulo.

Pertama, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi memaparkan mengenai kondisi eksisting Saluran PHB Kali Pulo berdasarkan data Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan.

  • Banyaknya  sedimentasi di badan saluran PHB Kali Pulo sehingga menyebabkan pendangkalan kali.
  • Genangan yang terjadi di lingkungan warga akibat luapan PHB Kali Pulo
  • Permohonan dari warga Kelurahan Jati Padang untuk pengerukan, namun kondisi lapangan tidak memungkinkan alat berat masuk.
  • Lebar eksisting di lapangan sekitar 2 sampai 3 meter.

Mereka juga memaparkan kendala-kendala yang terdapat di lapanganm, seperti penyempitan dan bangunan di atas saluran air, seperti musala yang sudah dijebol karena berdiri di atas saluran PHB.

Baca juga : Anies soal Banjir: Saya Minta Bapak Ibu, Bagaimana Caranya, Bereskan!

Saat ini, penanganan sementara adalah tanah longsor dengan menggunakan alat berat pada 28 dan 29 Oktober 2017. Selain itu, penanganan turap jebol oleh Satgas Sudin SDA Jakarta Selatan.

"Intinya normalisasi, Pak," kata Wali Kota Jakarta Selatan.

Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi saat di Pasar Melawai, Jakarta Srlatan, Rabu (22/3/2017).Kompas.com/Akhdi Martin Pratama Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi saat di Pasar Melawai, Jakarta Srlatan, Rabu (22/3/2017).
Hal itu diamini oleh Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan.  Menurut Teguh, kondisi wilayah Selatan Jakarta pada umumnya seperti di Jatipadang. Seperti longsor di Ciganjur dan Bintaro.

"Di Bintaro di situ juga ada pembangunan SD, Pak."

Teguh menatakan, penanganan penyempitan-penyempitan drainase tidak maksimal. Pertama, karena akses, kedua karena bangunan-bangunan yang berdiri di atas saluran air.

Baca juga : Warga Jatipadang: Kalau Sudah Enggak Banjir Kami Namai Tanggul Baswedan

"Ini selatan sama kejadian tahun kemarin, kejadian sama seperti tahun kemarin," kata dia.

Setelah mendengar pemaparan Wali Kota dan Kadis Tata Air, Gubernur DKI Jakarta Anies memberi tanggapan.

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan saat kegiatan pembersihan got yang ada di Perumahan Sunrise Garden, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (27/12/2015). Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan saat kegiatan pembersihan got yang ada di Perumahan Sunrise Garden, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (27/12/2015).
"Pak Wali tolong dipertimbangkan, tadi kan dikatakan lebarnya diperlukan 20, idealnya ya, trasenya ya. Sekarang kita ketemu bukan dengan lapangan kosong, tetapi pemukinan yang ada orangnya."

"Perlu dipertimbangkan ukuran yang bisa menanggulangi potensi banjir yang ada sekarang. Kita coba lakukan ini bertahap. Nanti kita diskusikan lebih lanjutlah soal pengawasannya yang tadi disampaikan Pak Sekda. Seharusnya ada teguran-teguran langsung sebelum masalah muncul seperti sekarang."

Baca juga : Anies Minta Tanggul di Jatipadang Diganti dengan Bronjong Batu

"Arah kebijakan akan tuntaskan normalisasi, lalu tentang konsep normaliasi kita bicarakan nanti sesuai dengan kasus-kasus yang ada."

Anies kemudian meminta wali kota mengumpulkan masalah-masalah yang ada terkait normalisasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com