JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sistem pembayaran tanpa uang tunai atau lebih dikenal dengan model cashless yang diterapkan di berbagai belahan dunia berandil besar dalam pencegahan tindak pungutan liar.
"Makin lama dunia ini mendekati konstruksi bebas pungli karena makin hari pembayaran dengan uang cash makin sedikit," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Menurut Anies, fenomena itu mirip dengan fenomena hilangnya kebanggaan seseorang yang telah melakukan perbudakan pada masa lampau.
"Sama seperti kalau kita lihat dulu perbudakan. Perbudakan itu ada masanya perbudakan itu normal, Punya budak itu normal. Ditanya asetnya apa, salah satu yang disebut itu budak sebagai aset, ada zaman seperti itu. Hari ini kalau ada orang bicara budak, terlihat seperti hidup di zaman primitif," paparnya.
Baca juga : Ombudsman Sebut Pungli Preman dan Satpol PP Sudah Sistemik
Karena masa perbudakan telah lewat, lanjutnya, kini tak ada generasi penerus yang bangga jika nenek moyangnya telah melakukan perbudakan.
Menurut dia, fenomena semacam itu yang akan terjadi pada praktek pungutan liar (pungli) di Indonesia. Lambat laun pungli yang kini menjadi tindakan yang wajar akan hilang seiiring berubahnya zaman.
"Pungli nanti mungkin dua dekade, tiga dekade akan hilang dan nanti giliran kita, anak-anak kita yang nanti akan baca sejarah terus tanya, kakek katanya Idonesia tahun 2000-an dulu banyak pungli ya?" kata Anies.
Anies mengimbau agar seluruh jajarannya tak terbiasa melakukan pungli agar kelak tetap menjadi kebanggaan anak dan cucu masing-masing.
"Nanti kalau diyanya dulu kakek di pemerintahan? Kakek ikut rombongan yang ambil pungli atau tidak? Saat itu kita bisa jawab, kakekmu ini bukan bagian yang ikut pungli," kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.