Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pelintasan Kereta "Volvo" Pasar Minggu yang Rawan Kecelakaan

Kompas.com - 20/12/2017, 12:05 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pengguna sepeda motor meninggal akibat tertabrak kereta api di Jalan Purbaya, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Pelintasan ini kerap disebut pelintasan "Volvo".

"Kalau pastinya ada berapa (kejadian), saya tidak ada datanya, tetapi sudah cukup sering kejadian (kecelakaan). Selain yang kemarin, April dan Oktober kalau tidak salah juga ada (kecelakaan)," kata penjaga pelintasan, Marjuki, kepada Kompas.com, Rabu (20/19/2017).

Marjuki mengatakan, pemotor yang paling sering menerobos palang dan tertabrak kereta api. Ia menjelaskan, pemotor kerap menerobos palang dan lawan arah.

Baca juga: Warga Tertabrak Kereta di Pelintasan Volvo

Berdasarkan pantauan Kompas.com, lokasi tersebut cukup ramai dan padat. Banyak pemotor melawan arah, baik dari Kalibata menuju Pasar Minggu maupun sebaliknya.

"Kalau pagi dan sore memang kacau seperti ini karena arus kereta kan banyak, jadi yang antre panjang. Kami larang mereka terobos, tetapi lebih galak mereka," ucap Marjuki.

Kondisi jalan di perlintasan kereta api Volvo, Pasar Minggu, Rabu (20/12/2017)stanly Kondisi jalan di perlintasan kereta api Volvo, Pasar Minggu, Rabu (20/12/2017)
"Mereka sangat susah diatur, Mas. Mereka maunya pada cepat-cepat saja, sedangkan tenaga kami cuma dua orang, kadang dibantu sama anak-anak yang suka nongkrong," katanya.

Baca juga: Buruh Tertabrak Kereta di Pelintasan Volvo, Pasar Minggu

Selain itu, lanjutnya, banyak pemotor terjatuh ketika melintasi pelintasan tersebut. Hal ini disebabkan kondisi aspal yang rusak dan ambles, terutama di dekat rel. Padahal, kata Marjuki, aspal tersebut baru ditambal awal November.

Pemotor yang hampir jatuh di lintasan kereta api Volvo Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2017)stanly Pemotor yang hampir jatuh di lintasan kereta api Volvo Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2017)
"Lintasan ini kan bentuk serong, bukan lurus, jadi saat sepeda motor lewat itu bannya selip. Kalau digas semakin selip terus jatuh, apalagi kalau lagi hujan begini tambah licin," ujarnya.

Sekitar 30 menit Kompas.com memantau keadaan di sana, banyak pemotor yang terjatuh. Marjuki meminta pemerintah mengecor pelintasan dan menambah petugas di jam-jam rawan. 

"Kerena ini kan bentuk lintasannya serong, lebih baik sih dicor, biar tahan lama. Kalau cuma diaspal, baru 1 minggu sudah (rusak) begini lagi," kata Marjuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com