Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Arah di Kawasan Stasiun Sudirman, Pengendara Mengeluh Harus Memutar di Bundaran HI

Kompas.com - 22/12/2017, 12:49 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Barrier mulai dipasang depan Stasiun Sudirman oleh Dishub DKI, Jumat (22/12/2017)stanly Barrier mulai dipasang depan Stasiun Sudirman oleh Dishub DKI, Jumat (22/12/2017)
JAKARTA, KOMPAS.com - Mulainya rekayasa lalu lintas satu arah di kawasan Stasiun Sudirman membuat sebagian pengguna jalan yang biasa melintas di area tersebut kebingungan. Beberapa diantaranya bahkan menggaku kaget.

"Biasanya kan dari Sudirman kita bisa masuk ke belokan UOB (Jalan Tanjung Karang) untuk ke Latuharhari, sekarang ini tidak boleh. Kita harus putar ke HI," kata Kurniawan pengguna mobil yang berkantor di area kawasan dekat Stasiun Sudirman di Jakarta, Jumat (22/12/2017).

"Sebenarnya enggak masalah, tapi sekarang nih kita repotnya tidak punya jalur alternatif saat sedang jam ganjil-genap. Kalau putar di HI pasti nanti kena (tilang) kita sama polisi," ucap Kurniawan.

Tidak hanya Kurniawan, hal serupa juga diutarakan Heru yang selepas mengantar anaknya bekerja di Jalan Talang Betutu. Heru mengatakan dirinya terpaksa menunggu hingga pukul 10 saat aturan ganjil-genap berakhir.

Baca juga : Sejumlah Pengendara Bingung Ada Sistem Satu Arah di Kawasan Stasiun Sudirman

"Mau enggak mau nunggu, kita parkir di pinggir jalan salah nanti dikira bikin macet. Harus masuk ke parkiran kantoran juga musti bayar, kan," kata Heru.

Rekayasa lalu lintaa di stasiun Sudirman mulai berlaku hari ini, Jumat (22/12/2017)stanly Rekayasa lalu lintaa di stasiun Sudirman mulai berlaku hari ini, Jumat (22/12/2017)

Menurut Heru, selain aturan terlalu mendadak, beberapa rambu juga penempatannya kurang pas sehingga informasinya tidak jelas.

"Plang tidak boleh ke kanan ini diletakan di bangunan MRT, ketutupan seng kita jadinya mengira ini punya MRT bukan punya Dishub. Harusnya di tanam di tengah jalan supaya orang lihat," ujarnya.

Sementara pengguna motor, khususnya para ojek online juga mengeluh karena harus berputar jauh ke bundara HI untuk menjemput penumpang dari Stasiun Sudirman.

"Kasihan penumpang nunggu lama, kita harus putar dulu ke HI terus masuk ke Blora," ucap Iwan pengemudi ojek online.

Baca juga : Sejumlah Pengendara Bingung Ada Sistem Satu Arah di Kawasan Stasiun Sudirman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com