JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Jakarta Selatan mencatat remaja usia 10-19 tahun adalah kelompok terbanyak pengguna narkoba. Mereka berstatus sebagai pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK).
"Angka pecandu yang masuk rehabilitasi BNN Jakarta selatan meningkat pada tahun ini. Rata-rata mereka adalah usia remaja yang bersetatus pelajar dan pekerja," kata Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Jakarta Selatan Dessy Wijayanti, Jumat (29/12/2017).
Pelajar yang terjaring paling banyak mengenyam pendidikan di sekolah swasta. Angkanya naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya delapan pelajar yang terjaring, tahun ini mencapai 16.
Baca juga : Budi Waseso: Pengedar Narkoba Tahun Baru Tak Lagi Ditangkap, tetapi Ditindak Tegas
Sebagian besar remaja ini diketahui mendapatkan obat-obatan tersebut dari apotek yang menjual obat secara ilegal. Salah satu jenis obat yang pupuler digunakan remaja yakni Tramadol. Padahal, Tramadol adalah obat pereda rasa sakit kuat yang digunakan untuk menangani nyeri setelah operasi.
Selain Tramadol, Dessy menjelaskan ada juga obat yang sering digunakan remaja yakni Excimer. Excimer atau Chlorpromazine adalah obat golongan antipsikotik fenitiazina yang digunakan untuk mengobati gangguan mental seperti perilaku agresif.
"Rata-rata, motif remaja dalam menyalahgunakan obat-obatan terlarang ini adalah coba-coba," ujarnya.
Menurut Dessy, upaya preventif telah dilakukan pihaknya dengan mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan obat-obatan di sekolah-sekolah yang ada di Jakarta Selatan.
"Kami juga telah melakukan sosialisasi bahaya narkoba dan rehabilitasi di tingkat Kecamatan, Kelurahan, dan RPTRA," kata Dessy.
Selain itu,BNN Kota Jakarta Selatan juga melakukan dialog terhadap pemilik apotek. Sebab, berdasarkan penelusuran, para remaja membeli obat-obatan tersebut di apotek ilegal.
Sepanjang 2017, ada 209 pengguna narkoba yang diasesmen BNN Kota Jakarta Selatan. Sedangkan pecandu yang mendapatkan rehabilitasi rawat jalan di Klinik Pratama Swastinara BNN Kota Jakarta Selatan sebanyak 141 orang terdiri dari 114 pecandu laki-laki dan 27 pecandu perempuan.
Menurut Dessy, dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat dalam melakukan rehabilitasi maka kemungkinan penyalahgunaan narkoba di masyarakat semakin kecil.
"Jadi pengguna nargoba itu adalah korban. Bukan sebuah kejahatan. Yang melakukan kejahatan itu pengedarnya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.