Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pelecehan Seksual di Kereta Diimbau Tak Takut Melapor

Kompas.com - 04/01/2018, 22:43 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Muhammad Nuril Fadhila mengatakan, KCI kesulitan dalam menindak pelaku pelecehan seksual yang terjadi di gerbong kereta rel listrik (KRL).

Pasalnya, sejumlah korban enggan untuk melaporkan atau menindaklanjuti kasus tersebut ke pihak kepolisian.

"Banyak sekali yang tidak mau melanjutkan kasusnya (pelecehan seksual)," ujar Fadhila di sela paparan kinerja PT KCI, Jakart Pusat, Kamis (4/1/2018).

Fadhila mengatakan, kebanyakan korban yang merupakan perempuan enggan melapor karena merasa malu jika ketahuan pernah dilecehkan.

Baca juga : 2017, Ada 12 Kasus Pelecehan Seksual di KRL, Salah Satunya Dilakukan Seorang Kakek

 

Melihat fenomena tersebut, KCI berencana mengumpulkan sejumlah surat pernyataan dari para korban pelecehan seksual dan membawa surat pernyataan itu agar segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.

Pihak KCI saat ini telah melaporkan satu orang pelaku pelecehan seksual yang tertangkap di dalam gerbong lintas Duri-Tangerang. KCI masih berusaha membujuk korbannya untuk mau bekerja sama melanjutkan laporan tersebut.


"Kami akan proses, mudah-mudahan korbannya mau bekerja sama. Ini cukup sulit karena selama ini tak ada korban yang mau melapor. Resiko memang malu, tapi kalau enggak dilaporkan ya enggak bisa diproses," ujar Fadhila.

Guna memberikan kenyamanan kepada penumpang wanita, KCI menyediakan satu gerbong khusus di setiap rangkain untuk para wanita. KCI juga menyiagakan empat petugas keamanan kereta yang setiap waktu mengawasi penumpang di tiap gerbong.


Tak ingin hal itu terus terulang, manajemen PT KCI bakal melakukan kampanye di seluruh stasiun KRL agar para korban pelecehan seksual berani untuk melapor. PT KCI menjamin untuk melindung privasi para korban.

"Ini cukup sulit karena selama ini tak ada korban yang mau melapor. Resiko memang malu, tapi kalau enggak dilaporkan ya enggak bisa diproses," ujar Fadhila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com