Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ogah": Gosipnya Mau Digaji, tetapi 4 Bulan Tak Ada Apa-apa

Kompas.com - 05/01/2018, 20:50 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) masih menunggu kepastian honor yang akan mereka dapatkan setelah resmi menjadi supeltas.

Jaka, supeltas yang mangkal di putaran Cideng, Jakarta Pusat mengatakan, belum ada kepastian dari pihak kepolisian bahwa mereka akan mendapatkan honor seperti yang mereka dengar sebelumnya. Padahal, Jaka dan para supeltas lainnya mulai bekerja sejak Oktober 2017.

"Gosip-gosipnya katanya mau digaji. Sudah empat bulan, ini sudah Januari, tetapi belum ada apa-apa," ujar Jaka kepada Kompas.com, Jumat (5/1/2018).

Baca juga : Cerita Pak Ogah Hampir Ditabrak Mobil Mewah hingga Ditendang

Jaka mengatakan, sebelumnya para supeltas, termasuk dirinya, dijanjikan akan mendapat honor jika mau bekerja sebagai supeltas.

Jaka mendengar selentingan honor yang akan didapatkan setara upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta, yakni Rp 3,64 juta.

Upah tersebut diberikan dengan syarat para supeltas atau yang biasa disebut "pak ogah" itu tidak meminta uang dari para pengendara.

Mendengar hal itu, Jaka dan para "pak ogah" lainnya tertarik hingga akhirnya mendaftarkan diri sebagai supeltas.

Jaka mengatakan, saat ini dia dan sejumlah rekannya masih taat untuk tidak meminta uang atau "ngecrek" kepada para pengendara yang melintas.

Namun, ada sejumlah rekannya yang akhirnya melepas seragam supeltas yang dikenakan dan kembali menjadi "pak ogah" yang meminta uang di persimpangan.

Jaka menilai, hal itu karena rekan-rekannya tak lagi mendapat pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Jika biasanya para "pak ogah" bisa mendapat uang minimal Rp 50.000 dalam sehari, selama menjadi supeltas, para "pak ogah" paling tinggi mendapatkan uang sebesar Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per harinya.

Begitu pula dengan Jaka. Dia sempat dituduh istrinya telah mendapat honor dari pekerjaannya sebagai supeltas, tetapi menggunakan uang itu untuk hal negatif.

Dia berharap, ada kepastian dari pihak kepolisian maupun pemerintah terkait janji honor yang mereka dapatkan untuk menafkahi keluarga.

"Kami berharapnya digaji. Okelah makan sehari-hari bisa ditanggung, tapi kontrakan kami bagaimana? Istri saya dua bulan saya jadi supeltas ditanyain gaji ke mana. Saya bilang belum digaji. Eh dia tuduh uangnya habis karena main perempuan," ujar Jaka.

Supeltas lainnya, sebut saja Dani, berharap para supeltas juga mendapatkan asuransi kecelakaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com