Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Menyulap Kolong Flyover yang Bau Pesing Jadi Taman Baca

Kompas.com - 08/01/2018, 18:32 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sempat ada perselisihan antara Satpol PP dan Komunitas FISIP Mengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pembangunan Taman Baca Masyarakat (TMB) Kolong di jalan layang Ciputat, Tangerang Selatan.

Hal tersebut diakui Doni selaku pengelola TBM Kolong sekaligus Ketua Komunitas FISIP Mengajar UIN Jakarta saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (8/1/2017).

"Ketika berdiskusi dengan komunitas kepemudaan OI Tangsel, ada bangunan di kolong flyover yang fungsinya kurang dimaksimalkan. Awalnya bangunan itu digunakan untuk Dinas Satpol PP, cuma dipakai pas pagi saja, siang sampai malam kosong," jelas Doni.

Doni menambahkan, bangunan seluas kurang lebih 35 meter persegi itu awalnya dalam kondisi kotor, dekil, becek, dan bau pesing.

Terbengkalainya bangunan itu juga kerap kali disalahgunakan sehingga memberikan kesan negatif terhadap kawasan kolong jalan layang Ciputat.

"Akhirnya atas kesepakatan antara Komunitas FISIP Mengajar dan OI Tangsel, kita berembug dan memutuskan memanfaatkan, merevitalisasi bangunan yang sebelumnya digunakan Satpol PP tersebut," imbuh Doni.

Baca juga : Menengok Taman Baca Masyarakat Kolong di Jalan Layang Ciputat

Setelah itu, lanjut Doni, pihaknya langsung mulai pembangunan TBM Kolong dan mengecat bangunan serta mempercantiknya pada 4 Juni 2016.

Tak lupa rak-rak dan buku juga ditempatkan dalam bangunan tersebut guna kebutuhan TBM Kolong.

Kendati demikian, upaya sepihak Komunitas FISIP Mengajar dalam merevitalisasi bangunan di kolong jalan layang menimbulkan perselisihan dengan Satpol PP.

"Kita menggunakan ini tanpa sepengetahuan Satpol PP. Bahkan di awal-awal berdirinya taman baca ini kita sempat berseteru dengan Satpol PP karena memang penggunaannya tiba-tiba dipakai buat taman baca," ungkap Doni.

Doni menambahkan, ketika itu sempat ada anggota Satpol PP yang langsung masuk ke dalam TBM dan buang sampah, puntung rokok sembarangan, serta tidak melepas sepatu.

Setelah itu terjadi, Doni lantas mengonsultasikan hal tersebut dengan pihak OI Tangsel untuk menjadi penengah perselisihan dengan Satpol PP tersebut.

Akhirnya, kata Doni, setelah OI Tangsel jadi penengah, Satpol PP menyerahkan bangunan untuk jadi taman baca.

"Tetapi secara kepemilikan ini punyanya Satpol PP, makanya sekarang kami tengah mengurus ke yayasan dan bekerja sama minta tolong ke Pemkot Tangsel agar ini sah milik taman baca," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com