JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan angkat bicara soal gesekan yang terjadi antara angkutan kota (angkot) biasa dengan angkot yang masuk dalam program OK Otrip.
Menurut Shafruhan, kondisi ini sebenarnya terjadi karena kurangnya sosialisasi pada angkot-angkot yang sudah ada.
"Masalahnya hanya soal sosialisasi saja. Jadi memang angkot OK Otrip banyak yang rerouting jalur yang menggunakan rute baru," kata Shafruhan ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (18/1/2018).
Baca juga : Menjajal Rute OK Otrip dari Naik Angkot hingga Transjakarta di Jakarta Utara
Rute angkot OK Otrip, lanjut Shafruhan, memang ada yang bersinggungan rutenya dengan angkot yang sudah ada. Namun, menurut dia, jarak singgunganya itu pendek.
"Saya sudah bilang dengan kawan-kawan sopir lainnya, tolong dimengerti karena program ini juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat. Tidak usah khawatir sudah ada masing-masing konsumennya, harap legawa lah," kata dia.
Shafruhan menyampaikan, untuk ke depannya, masalah sosialisasi akan dtingkatkan agar tidak ada lagi gesekan di lapangan.
Baca juga : Kata Sopir Angkot OK Otrip soal Rute Kampung Rambutan-Pondok Gede
Sebelumnya, angkot OK Otrip OK-06 jurusan Kampung Rambutan-Pondok Gede sempat dihadang oleh angkot T 05 ketika melintas di Rawa Binong.
Dari pengakuan sopir OK Otrip, mereka dihadang karena melintas di kawasan rute T 05 sejauh 2,6 km.