Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Risma soal Pengaturan Becak...

Kompas.com - 22/01/2018, 08:38 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan pekerjaan lain kepada penarik becak yang beroperasi di Jakarta. Ia mencontohkan langkah yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Sesungguhnya, jika bertujuan menaikkan taraf hidup tukang becak, sebaiknya diberikan alternatif dengan beralih profesi. Belajar dengan Wali Kota Surabaya Risma, tukang becak beralih jadi petugas kebersihan dengan mendapat honor Rp 3,2 juta per bulan. Jelas lebih tinggi ketimbang tetap berprofesi sebagai tukang becak," kata Djoko kepada Kompas.com, Senin (22/1/2018).

Baca juga: Risma Tawari Tukang Becak Jadi Tukang Sapu Bergaji Rp 3,2 Juta

Risma pernah menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Surabaya tengah mengurangi jumlah becak di wilayah tersebut.

Saat itu, Pemkot Surabaya berencana menawarkan para tukang becak pekerjaan baru senilai upah minumum kota.

Menurut Risma, penghasilan tukang becak di Surabaya ketika itu sekitar Rp 600.000 hingga Rp 1 juta.

"Kalau dengan nanti saya alihkan mereka jadi tukang sapu, satpam sekolah, mereka bisa dapat gaji senilai upah minimum kota (UMK) Rp 3,2 juta per bulan," kata Risma, (5/10/2017).

Sementara itu, menurut Djoko, penghasilan rata-rata tukang becak di DKI Jakarta dalam sehari Rp 70.000 hingga Rp 80.000.

Dengan tawaran gaji sebagai petugas kebersihan di atas penghasilan harian mereka, para tukang becak diprediksi akan tanpa ragu beralih pekerjaan.

Djoko berpendapat, mengizinkan becak beroperasi di kampung-kampung di Jakarta tak menjadi jaminan akan meningkatkan penghasilan para penarik becak.

"Jika tujuannya sekadar mengizinkan beroperasi becak, jelas tidak banyak dan tidak akan berpengaruh pada kenaikan pendapatan bulanan tukang becak.

Menurut dia, langkah ini justru akan membuat lalu lintas di Jakarta semrawut. Bukan tidak mungkin akan datang tukang becak dari daerah lain ke Jakarta.

"Akan hadir berduyun-duyun tukang becak dari luar Jakarta. Menarik kaum miskin luar Jakarta ke Jakarta," ucap Djoko.

Baca juga: M Taufik Mau Sumbang Becak Modifikasi untuk Warga Warakas

Selain itu, dari sisi kapasitas jalan, kata dia, tidak memungkin ada tambahan jalur untuk becak di jalan-jalan permukiman yang sudah sempit dengan lebar 4 meter hingga 5 meter.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana memperbolehkan becak beroperasi di Jakarta. Dia akan mengeluarkan pergub untuk mengatur pengoperasian becak tersebut.

Namun, Anies meyakinkan bahwa becak tidak akan diperbolehkan melintas di jalan-jalan protokol. Pengoperasiannya hanya boleh di perkampungan.

Kompas TV Jurnalis KompasTV, Glenys Octania, akan bercerita untuk Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com