Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Narkoba di Jalur Laut, BNN Butuh Kerjasama KKP dan TNI AL

Kompas.com - 26/01/2018, 16:17 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelundupan narkoba via jalur laut semakin masif saat ini. Karena itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) meminta sejumlah institusi negara saling bersinergi dalam mencegah penyelundupan tersebut.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan, saat ini segala hal yang berkaitan dengan narkoba hanya diserahkan ke BNN. Padahal, terkait penyelundupan melalui jalur laut misalnya, diperlukan kerja sama dengan lembaga negara lain.

"Kita kan punya Kementerian Kelautan dan koordinator di situ ada Bakamla, (TNI) Angkatan Laut, ada TNI, ada Polri, ada Bea Cukai. Ini yang kami harapkan bisa sinergi dengan kami. Jangan dilihat ini kerjaan BNN.  Narkotika ini sudah jadi tanggung jawab kita bersama," kata Arman di gedung BNN Cawang, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2018).

Arman mengakui, laut menjadi wilayah yang sulit dipantau BNN. BNN tidak memiliki peralatan yang sanggup membuat mereka melakukan tindakan dan operasi di laut.

Baca juga : Menkumham: BNN dan Polri Suka Konsep Lapas High Risk Security Nusakambangan

"Kalau diserahkan ke BNN semua, BNN kapal aja nggak punya. Kami sangat butuh banget kapal atau pesawat untuk melakukan patroli. Makanya kerja sama dengan institusi lain sangat diperlukan," kata dia.

Arman membandingkan kondisi BNN dengan satuan anti-narkoba milik Kolombia. Dia mengatakan, satuan anti-narkoba Kolombia punya 154 pesawat dan alat canggih lainnya untuk melakukan pemgawasan dan pemberantasan peredaran narkoba di sana.

Arman ingin BNN seperti itu, tetapi sampai saat ini hal tersebut masih belum bisa direalisasikan oleh negara.

"Sudah sering kami ajukan (pengadaan peralatan). Sudah dalam perencanaan saya sebagai deputi pemberantasan dan sudah bolak-balik sampaikan dalam rapat intenal," ujar dia.

Tak hanya mengeluhkan perihal pengadaan peralatan penunjang operasi, Arman juga menyinggung kurangnya personel yang dimiliki BNN. Menurut Arman, idealnya BNN memiliki 65.000 personel untuk ditempatkan di seluruh Indonesia. Namun, jumlah personel BNN saat ini masih jauh dari itu.

"Kalau sekarang baru hampir 5 ribu," kata dia.

Kendati kurang dari segi peralatan dan personel, Arman meyakini peredaran narkoba bisa diperangi dengan cara bersinergi sehingga kekurangan BNN bisa ditutupi.

"Sebenarnya yang kami perlukan ini tidak harus bertumpu (pada) kekuatan BNN sendiri. Ini perlu koordinasi, kita memanfaatkan institusi dan kementerian yang lain," ujar Arman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com