JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Planetarium Taman Ismail Marzuki (TIM) menyiapkan 37 astronom untuk mendampingi para pengunjung yang akan menyaksikan fenomena langka gerhana bulan total.
"Ada 37 astronom akan membantu memberikan penjelasan soal gerhana ke pengunjung yang hadir," kata Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium, Eko Wahyu Wibowo kepada Kompas.com, Rabu (31/1/2018).
Dengan dihadirkannya 37 astronom, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan pemahaman tentang fenomena alam gerhana bulan yang jarang sekali terjadi.
"Diharapkan masyarakat bisa mendapatkan pemahaman terkait fenomena gerhana bulan," tutur Eko.
Baca juga : Planetarium Siapkan 16 Teropong untuk Lihat Gerhana Bulan Total
Fenomena yang dinamai super blue blood moon ini disebut langka lantaran gerhana bulan total terjadi bertepatan dengan fenomena supermoon dan blue moon. Fenomena ini terakhir kali terjadi di Indonesia pada tahun 1982 dan baru akan terjadi lagi di tahun 2037.
Gerhana bulan kali ini dianggap istimewa karena ada tiga fenomena alam yang dapat disaksikan oleh masyarakat dan ini terjadi dalam siklus 150 tahunan.
Gerhana bulan kali ini terjadi saat bulan berada di titik paling dekat dengan bumi.
Kemudian akan ada fenomena bulan berubah menjadi berwarna biru dan merah darah. Terakhir adalah gerhana bulan total.
Ini membuat gerhana bulan kali ini disebut super blue blood moon atau gerhana bulan biru kemerahan.
Baca juga : Teleskop Canggih Bekas GMT Digunakan untuk Melihat Gerhana Bulan di Bangka