JAKARTA, KOMPAS.com - Museum PP-IPTEK yang berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, mulai ramai pengunjung jelang fenomena alam gerhana bulan total, Rabu (31/1/2018).
Dari pantauan Kompas.com, kebanyakan pengunjung yang datang adalah siswa dan siswi. Pihak pengelola pun menggelar beberapa kegiatan untuk mendukung penyampaian informasi kepada pengunjung terkait gerhana bulan ini.
"Peneropongan itu acara inti, tapi sebelum itu kita kasih kegiatan lain seperti science show, lalu kita akan nonton bareng film yang terkait dengan gerhana bulan, sesi diskusi, dan shalat khusus gerhana," ucap Direktur Pusat Peragaan Iptek Syachrial Annas, kepada Kompas.com, Rabu (31/1/2018).
Baca juga : Ada Gerhana Bulan Total, MUI Tangsel Imbau Warga Shalat Gerhana
Syachrial mengatakan, hal tersebut dilakukan agar siswa dan masyarakat yang datang mendapatkan informasi serta edukasi yang jelas mengenai fenomena gerhana bulan yang cukup langka ini.
Sementara itu, untuk fasilitas pemantauan gerhana, museum IPTEK menyediakan tiga unit teropong.
Masyarakat bisa bergantian melihat atau menyaksikan langsung dari layar LCD yang sudah terhubung dengan teropong.
Baca juga : Gerhana Bulan, Banjir Rob Terjadi di Sejumlah Wilayah Jakarta Utara
Menurut Syachrial, masyarakat harus melihat fenomen gerhana bulan kali ini karena cukup langka terjadi, terutama di Indonesia.
"Ini fenomena science yang tidak umum karena ada super, blue, dan blood moon. Sekalipun terjadi beberapa kali dalam setahun, namun belum tentu di Indonesia, artinya kali ini kita di Indonesia dapat angel yang sangat baik," kata Syachrial.
Fenomena ini terakhir kali terjadi di Indonesia pada tahun 1982 dan baru akan terjadi lagi di tahun 2037.
Gerhana bulan kali ini dianggap istimewa karena ada tiga fenomena alam yang dapat disaksikan oleh masyarakat dan ini terjadi dalam siklus 150 tahunan.
Gerhana bulan kali ini terjadi saat fase supermoon, atau saat bulan berada di titik paling dekat dengan bumi.
Kemudian, akan ada fenomena bulan berubah menjadi berwarna biru dan merah darah. Terakhir adalah gerhana bulan total.
Ini membuat gerhana bulan kali ini disebut super blue blood moon atau gerhana bulan biru kemerahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.