JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta berencana mengganti nama jalan terusan Rasuna Said-Jalan Mampang Prapatan-Jalan Warung Jati Barat (Warung Buncit) menjadi Jalan AH Nasution. Usulan ini muncul dari Ikatan Keluarga Nasution.
Terkait wacana itu, sejarahwan JJ Rizal tidak sependapat jika nama jalan terusan tersebut harus diganti. Menurutnya, perubahan nama itu baik, namun sayang jika harus menghapus nama 'Mampang Prapatan' dan 'Warung Buncit' yang merupakan memori kolektif Jakarta.
"Mampang mengacu kepada nama pohon sebagai penanda arti penting memelihara kawasan hijau, Warung Buncit mengacu kepada nilai pluralisme karena nama kampung betawi tapi mengacu kepada warung warga tionghoa," ucap JJ Rizal kepada Kompas.com, Rabu (31/1/2018).
Terkait asal-usul nama ini juga pernah diulas oleh Zaenuddin HM dalam bukunya berjudul 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe (2012).
Baca juga : Ada Usulan Perubahan Nama Jalan Tembusan Rasuna Said sampai Perbatasan TB Simatupang
Mampang Prapatan yang sekaligus dijadikan nama kelurahan dan kecamatan di Jakarta Selatan, diduga berasal dari dua kata yakni "mampang" dalam artian terpampang sehingga terlihat jelas, dan "prapatan" alias perempatan jalan.
"Mungkin maksudnya kawasan tersebut adalah simpang empat jalan yang sangat mudah terlihat dengan jelas terutama bagi para pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor yang melintas di kawasan itu," tulis Zaenuddin.
Sementara Warung Buncit yang dikenal sebagai jalan terusan dari Mampang ke arah Ragunan, kata Zaenuddin dulunya kawasan pertanian yang mayoritas penduduknya etnis Betawi. Nama asli kawasan ini adalah kampung Pulo Kalibata.
Baca juga : Anies Pertimbangkan Ubah Nama Terusan Rasuna Said-TB Simatupang Jadi Jalan AH Nasution
Di kampung Pulo Kalibata itu lah berdiri sebuah warung—bukan satu-satunya warung—yang pemiliknya seorang beretnis Tionghoa bernama Buncit (Bun Tjit).
Warung milik Bun Tjit itu kira-kira letaknya di perempatan Jalan Duren Tiga, perbatasan Jalan Mampang Prapatan dengan Jalan Warung Jati Barat (Warung Buncit). Warung itu menjual segala kebutuhan rumah tangga mulai dari pangan, minyak lampu, alat pertanian, hingga perkakas pertukangan.
Dalam catatan sejarah, Buncit disebut menikah dengan seorang perempuan Betawi dan punya dua serta beberapa cucu.
"Usaha warung Buncit menjadi berkembang pesat dan semakin lama orang menyebutnya Warung milik Buncit. Tanpa disadari perkembangan kampung semakin ramai seramai dan semaju warung itu, sehingga lama kelamaan orang lebih mengenal nama Warung Buncit dari pada nama asli kampung itu sebelumnya," tulis Zaenudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.