JAKARTA, KOMPAS.com — DKI Jakarta menjadi provinsi dengan nilai realisasi investasi paling tinggi di Indonesia sepanjang 2017. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada tahun tersebut, realisasi investasi di Jakarta mencapai Rp 108,6 triliun.
Rinciannya, Rp 47,3 triliun merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sepanjang Januari-Desember 2017 dan Penanaman Modal Asing (PMA) 4,6 miliar dollar AS atau setara Rp 61,3 triliun.
Pencapaian tersebut meningkat 84,7 persen dibanding 2016. Saat itu, jumlah realisasi investasi PMDN dan PMA yang masuk ke DKI Jakarta adalah Rp 58,8 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta Edy Junaedi mengatakan, pencapaian ini sebagai bukti kalau iklim usaha di Ibu Kota membaik.
Baca juga: Permintaan Tinggi, Investasi Properti di Bulgaria Menjanjikan
"Sepanjang 2017, pencapaian realisasi investasi di Jakarta telah menembus Rp 108,6 triliun. Hal ini merupakan pencapaian yang membanggakan bagi seluruh warga Jakarta kerena dapat membuktikan bahwa iklim usaha di Jakarta semakin baik," ujar Edy dalam keterangan tertulis, Kamis (1/2/2018).
Selain itu, ia mengatakan, pencapaian tersebut adalah yang pertama kali diraih DKI Jakarta. Sebab, posisi DKI sebelumnya selalu di bawah Jawa Barat dan Jawa Timur pada 2012-2016.
Pencapaian ini juga menjadi prestasi Dinas PMPTSP DKI.
Baca juga: Tertinggi di Indonesia, Investasi di Jakarta Tembus Rp 108,6 Triliun
"Ini prestasi karena melebihi hampir dua kali target key performance indicators (KPI) realisasi investasi 2017 yang sudah ditetapkan Pemprov DKI Rp 55 triliun,"katanya.
Peningkatan realisasi investasi ini, lanjutnya, tak terlepas dari perintah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno terkait kemudahan investasi.
"Pada triwulan IV/2017 kami gencar melakukan monitoring, fasilitasi, bimbingan, dan konsultasi teknis pengembangan potensi penanaman modal, serta melaksanakan fasilitasi penyelesaian masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan kegiatan penanaman modal," kata Edy.