JAKARTA, KOMPAS.com - Lokasi pengungsian bagi korban banjir di RW 005, Pejaten Timur, Jakarta Selatan tersebar di empat titik.
Adapun empat titik itu yakni SDN 22 Pejaten Timur, SMPN 46, Mushala Jami Atul Khair, dan rumah-rumah warga yang tak terdampak banjir.
Pantauan Kompas.com pada Senin (5/2/2018) malam, SDN 22 Pejaten Timur telah dipenuhi sejumlah kendaraan bermotor dan harta benda milik warga.
Namun, beberapa warga terlihat meninggalkan kompleks sekolah tersebut sambil membawa barang-barang miliknya.
Alasannya, air luapan Sungai Ciliwung sudah mulai mendekati halaman sekolah. Warga khawatir air banjir akan ikut merendam sekolah tersebut.
Baca juga : Banjir Kembali Genangi Cipinang Melayu Setelah Sempat Surut
Sementara itu, teras Mushala Jami Atul Khair juga sudah disesaki berbagai perabotan milik warga, seperti kulkas, kasur, hingga peralatan sound system.
Sejumlah warga pun sudah mengisi lantai 2 mushala yang akan dijadikan tempat beristirahat itu.
Beberapa kendaraan bermotor milik warga diparkir di tanah pemakaman yang terletak di sebelah mushala. Suasana berbeda dijumpai di SMPN 46.
Lokasi pengungsian yang letaknya paling jauh dari bibir sungai ini terpantau masih sepi. Hanya ada beberapa warga pengendara motor yang keluar-masuk kompleks sekolah itu.
Baca juga : Warga Korban Banjir Pejaten Timur Mulai Penuhi Tempat Pengungsian
Supri, salah seorang pengurus Forum Kewaspadan Dini Masyarakat RW 5, mengatakan bahwa ada satu titik lagi yang dapat dijadikan lokasi pengungsian, yaitu Masjid As Solihin.
"Kalau seumpamanya SD terendam, warga pindah ke Masjid As-Solihin, masjid ini tempatnya yang paling tinggi," katanya saat ditemui pada Senin (5/2/2018).
Supri menyampaikan, ada 750-an warga yang mesti mengungsi akibat banjir yang melanda sejak pagi tadi.