Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Boncos Dalam Pusaran Peredaran Narkoba

Kompas.com - 10/02/2018, 08:53 WIB
Rima Wahyuningrum,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Boncos di Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat kembali menjadi sorotan setelah polisi melakukan penggerebekan narkoba pada Rabu (7/2/2018) lalu di dua kamar kos di RT 006 RW 003 di kawasan itu.

Sembilan orang yang sedang melakukan transaksi sabu ditangkap dan diamankan di Polres Metro Jakarta Barat. Mereka diketahui sebagai warga pendatang, bukan warga asli kampung itu.

Barang bukti yang ditemukan yaitu 64 gram sabu yang terbagi dalam 10 bungkus plastik klip, alat hisap yang terbuat dari botol air mineral, sebuah golok, sebuah celurit, enam buah ponsel dan uang tunai Rp 1.480.000.

Kampung Boncos sudah lama dikenal sebagai salah satu pusat peredaran narkoba di Jakarta. Penggerebekan sudah berkali-kali dilakukan tetapi kawasan itu belum benar-benar bebas dari narkoba.

Baca juga : Pengedar Manfaatkan Anak Kampung Boncos Jadi Kurir Narkoba

Ketua RW 003 Azwar Lawaru mengetahui daerahnya dijadikan tempat transaksi narkoba.

Ia menyebutkan, model transaksi yang dilakukan yaitu bandar menyediakan barang di daerahnya, kemudian pengedar menjual kepada pembeli. Bandar-bandar narkoba itu tidak tinggal di sana. Para pengedarnya saja yang tinggal di kampung itu.

"Sebenarnya, masyarakat yang ikut dalam peredaran gelap narkoba bisa dihitung dengan jari. Lainnya hanya orang-orang luar," kata Azwar  Jumat kemarin.

Warga setempat yang terlibat diketahui berperan sebagai calo. Mereka melakukan hal tersebut karena kondisi ekonomi.

"Jadi masyarakat itu cari makan juga di situ. Artinya nyaloin aja sekali Rp 10.000, 10 kali kan cepek (Rp 100.000), kan lumayan tuh. Kami sempat bilang, 'Cobalah berhenti'. Mereka bilang 'Ada enggak duduk-duduk aja dapat Rp 100.000?" cerita Azwar.

Hal ini membuat pengurus RT dan RW kesulitan dalam melakukan pemberantasan narkoba di Kampung Boncos.

Baca juga : Ketua RW: Dulu Bandar Narkoba Tinggal di Kampung Boncos, Sekarang...

 Anak-Anak jadi calo

Para pengedar memanfaatkan anak-anak setempat.  Langkah itu dilakukan agar warga tak mengusik kegiatan mereka.  Anak-anak berusia belasan tahun ada yang terlibat sebagai calo dan dicekoki obat-obatan terlarang tersebut.

"Ya merusak anak-anak kami di sini kan. 'Eh ada barang baru nih, mau coba enggak?' Jadikan anak-anak tameng. Jadi kalau kami gempur dia, kami berhadapan dulu dengan anak-anak kami," kata Azwar.

Warga, kata dia, jadinya tak bisa mengambil tindakan tegas saat mengetahui ada warga lainnya yang terlibat dalam peredaran narkoba.

"Kami kan tinggal di situ, tidur di situ. Karena kami tinggal di situ risikonya kan buat kami. Targetnya ke kami. Kalau enggak ke kami, ya takutnya ke keluarga kami," kata Azwar.

Lantaran tak bisa menindak, Azwar mengatakan dirinya bersama para pengurus RT dan RW memberikan program keterampilan dan kegiatan positif. Mulai dari menggelar kelas memasak, pelatihan servis ponsel, bermusik, membuat kerajinan tangan hingga pendekatan agama.

"Kami kan bukan polisi yang bisa menangkap. Jadi kami hanya melakukan pendekatan agar tidak ada lagi yang warga yang terlibat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com