Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 23 Situ di Depok Diharapkan Tidak Beralih Jadi Bangunan

Kompas.com - 12/02/2018, 17:05 WIB
Iwan Supriyatna,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok diminta untuk memelihara 23 situ yang tersebar di wilayah Depok agar tidak beralih fungsi.

Jika 23 situ yang menjadi resapan air di Depok tidak dipelihara, maka tak ada lagi daerah serapan air, efeknya air dari Bogor akan semakin cepat menuju Jakarta sehingga terjadi banjir.

"Untuk situ sudah ada peraturan dari Kementerian PUPR, situ memang masih menjadi tanggung jawab pusat yakni PUPR, tetapi pengelolaannya oleh pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Depok," kata Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga di Depok, Senin (12/2/2018).

Selain banjir, Nirwono juga mengkhawatirkan keberadaan situ beralih fungsi seiring perkembangan masyarakat yang ada di sekitarnya.

"Modus yang terjadi, situ lama-lama dangkal, dijadikan tempat sampah dan lainnya, kemudian ditimbun lantas muncul sertifikat tanah yang dimiliki pengembang jika pemerintah tidak tanggap dikhawatirkan dari 23 situ hanya tinggal 3 situ lagi misalnya," ucap Nirwono.

Baca juga : Masyarakat Berulah, Situ di Jabodetabek Terus Menyusut

Koordinator Ruang Terbuka Hijau (RTH) Movement, Alfred Sitorus menuturkan, jika 23 situ di Depok mendapatkan pemeliharaan yang baik, maka fungsinya sebagai tempat serapan air dapat optimal.

"Depok harusnya bisa berbangga hati karena memiliki 23 situ yang mampu menampung air terlebih dahulu yang bisa memperlambat aliran air ke Jakarta, maka dari itu harus dipelihara," ucap Alfred.

Bahkan kata Alfred, Pemerintah Kota Depok diminta untuk tidak segan meminta anggaran pemeliharaan ke 23 situ tersebut.

"Seharusnya Depok jangan sungkan untuk teriak ke Pemerintah Pusat dalam hal ini PUPR, tapi anggaran itu harus dikawal juga," kata Alfred yang juga menjabat sebagai Ketua Koalisi Pejalan Kaki.

Baca juga : Terima Sertifikat, Kementerian PUPR Kini Bisa Revitalisasi Situ

Pada pelaksanaannya, Pemerintah Kota Depok terlebih dahulu melakukan penghitungan keperluan anggaran agar anggaran yang diberikan Pemerintah Pusat dapat digunakan sebaik mungkin.

"Misal diberikan anggaran setiap tahunnya untuk pemeliharaan 5 situ, itu harus transparan, sehingga tahun depan bisa kita tagih lagi pemeliharaan 5 situ lainnya," ucap Alfred.

Untuk itu, perhatian Pemerintah Kota Depok terhadap keberadaan 23 situ di Depok perlu ditunjukan dengan kerja nyata dengan melakukan pemeliharaan situ.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com