Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Ombudsman, Kapolda Metro Sebut Telah Kerahkan 160 Penyidik untuk Kasus Novel

Kompas.com - 13/02/2018, 19:03 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meilala mengatakan, kepada pihaknya Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz menyebut telah mengerahkan 160 penyidik untuk menangani kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Menurut Adrianus, hal tersebut diungkapkan saat pihaknya menemui Idham untuk memperkenalkan Ombudsman perwakilan Jakarta Raya yang baru saja dibentuk.

"Tadi Kapolda mengatakan bahwa dalam menyelesaikan kasus Novel tersebut Kapolda telah mengerahkan 160 penyidik sejak awal menangani kasus ini. Bahkan kalau dihitung dengan uang, sudah berapa duit untuk menangani kasus ini," ujar Adrianus di Mapolda Metro Jaya, Selasa (13/2/2018).

Kepadanya, Idham Aziz juga menyampaikan keresahannya terhadap ketidakpercayaan masyarakat kepada polisi dalam menangani kasus ini.

"Masih sih masyarakat enggak percaya, bingung dia (Kapolda). Lalu, kemudian ada yang mengatakan bahwa polisi belum menentukan sikap dalam kasus ini," sebutnya.

Baca juga: KPK: Operasi Mata Novel Baswedan Berjalan Baik

Dihubungi terpisah, Idam membenarkan mengenai jumlah penyidik yang dia kerahkan untuk mengungkap kasus yang telah berlarut-larut ini.

"Iya, benar sekali (jumlah penyidik). Sesuai spirit kami," sebutnya, Selasa.

Adrianus meminta kepolisian tak berkecil hati dengan berbagai anggapan masyarakat ini.

"Ya, yang namanya pejabat Polri jangan kecil hati memang harus begitu," kata dia.

Meski demikian, Adrianus tak menyangkal pihaknya kerap mengkritik langkah kepolisian terutama menyangkut kasus ini. Menurut dia, hal ini dilakukan sebagai upaya kontrol terhadap kesesuaian proses penanganan kasus.

Baca juga: Polisi: Kami Tidak Putus Asa Tangani Kasus Novel

Sebelumnya, Ombudsman Republik Indonesia juga menemukan indikasi maladministrasi oleh pihak kepolisian yang memanggil Lestaluhu sebagai saksi tanpa menggunakan surat resmi, melainkan hanya melalui telepon.

Pada tanggal 11 April 2017, Novel disiram air keras seusai melaksanakan salat Subuh di masjid di lingkungan rumahnya di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Wajah Novel disiram air keras hingga kedua bola matanya harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit di Singapura.

Perkembangan terakhir, polisi telah merilis tiga sketsa wajah orang yang dicurigai sebagai pelaku penyiraman terhadap Novel.

Polda Metro Jaya juga membuka nomor hotline untuk menerima aduan warga jika ada warga yang mengetahui ciri-ciri orang dalam sketsa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com