Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Menjadi Model di Pagi Hari, Menjadi Medium Para Dewa di Malam Hari

Kompas.com - 19/02/2018, 16:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ARIFIN Kurniawan memiliki tubuh yang lebih tinggi dan besar dibandingkan ayahnya. Ketika saya menemuinya di kuil Fat Cu Kung di kawasan Glodok, Jakarta Barat, pemuda berusia 21 tahun dengan warna rambut agak pirang ini tengah memberikan “pelayanan umat”. 

Kedua tangannya terlihat sedang memegang erat-erat kepala seorang lelaki tua dan dari mulutnya meluncur doa-doa dalam bahasa Hokkien. Sang ayah, Kim Kurniawan yang berusia 55 tahun, dengan setia berdiri di belakang punggungnya, menanti sewaktu-waktu anak bungsunya ini membutuhkan bantuannya. 

Beberapa saat sebelumnya, pemuda keturunan Tionghoa-Indonesia ini bahkan menggoreskan lidahnya sendiri dengan pedang, dan menggunakan darahnya yang keluar untuk menuliskan huruf China di atas selembar kertas beras China. 

Ruangan tempat Arifin memberikan “pelayanan umat” hanya diterangi oleh cahaya merah yang sedikit gelap dan agak menyeramkan.

Baca juga : Ucapan Imlek Pakai Gambar Ayam, Pemerintah Malaysia Minta Maaf

Puluhan atau mungkin ratusan patung-patung dewa besar dan kecil seolah menatap tajam dari sela-sela asap tebal dupa dan suara-suara senandung doa, mengawasi ritual yang berlangsung. 

Para Relawan kuil membantu Arifin yang sedang tidak sadar diri (kerasukan). Ceritalah/Muhammad Fadli Para Relawan kuil membantu Arifin yang sedang tidak sadar diri (kerasukan).
Dikelilingi jemaahnya yang berlutut, Arifin bertingkah seolah sedang membelai-belai jenggotnya yang panjang sedada, dengan gaya berwibawa.

Di hari-hari biasa, Arifin mengaku sama sekali tidak dapat berbicara bahasa Hokkien dan bahkan menulis aksara China. Begitu juga dengan jenggot panjang yang sesungguhnya tidak tumbuh sama sekali dari dagunya. 

Untuk Anda ketahui, saat saya menemuinya, Arifin tengah menjadi medium perantara roh dewa. Malam itu, Arifin sedang dirasuki Guan Gong, dewa yang menurut sejarah adalah seorang Jenderal yang biasa dipanggil Guan Yu yang hidup di era kuno “Tiga Kerajaan” China.

Baca juga : 5 Sneaker Keren Edisi Spesial Imlek

Agar dapat memberikan rahmatnya, Guan Gong—yang populer di antara para polisi dan gangster karena kesetiaan dan keberaniannya yang tak tergoyahkan—memasuki tubuh Arifin.

Arifin pun bercerita, setelah menyelesaikan “tugasnya”. Dalam beberapa malam, dia dapat dirasuki empat bahkan lima roh dewa. Untuk itu dia membutuhkan persiapan.

“Saya harus menjaga diri saya tetap suci, setidaknya selama tiga hari, seperti dengan diet vegetarian, menjaga pikiran tetap bersih, dan sering bermeditasi,” tuturnya. “Tapi saya tidak berpikir seperti menjadi Tuhan, karena itu sombong...Saya hanyalah sebuah wadah."

Didirikan pada 1927, Tak Kie adalah salah satu kedai kopi China tertua di Indonesia.Ceritalah/Muhammad Fadli Didirikan pada 1927, Tak Kie adalah salah satu kedai kopi China tertua di Indonesia.
Saya pertama kali bertemu Arifin beberapa jam sebelumnya di kedai Kopi Es Tak Kie, sebuah kedai kopi tertua di Gang Gloria. Sudah berdiri sejak 1927, Tak Kie menjadi tempat favorit masyarakat setempat di kawasan Glodok, “China Town”-nya Jakarta.

Saat memasuki kedai yang didirikan Kwie Tjong, imigran asal Kanton ini, sejumlah pengunjung terlihat seringkali menyapa Arifin dengan panggilan “Fin”.  

Keluarga Arifin memiliki sebuah toko kelontong berukuran 70 meter persegi yang letaknya di Gang Petak Sembilan, tak jauh dari gang Kopi Es Tak Kie berada, dan hanya sekitar lima menit dari kuil Fat Cu Kung, tempat Fin bersembahyang.

Di sebelah kuil itu terdapat Vihara, tempat Arifin memamerkan kepiawaiannya memainkan barongsai. Dia telah menekuni seni Barongsai sejak berusia enam tahun dan telah lama pula menjadi bagian dari grup barongsai Tim Tian Liong. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com