JAKARTA, KOMPAS.com — DPR berharap peristiwa ambruknya bekisting pierhead Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang mengakibatkan tujuh orang luka-luka, Selasa (20/2/2018) dini hari, menjadi kecelakaan kerja terakhir.
Anggota Komisi V DPR Hamka B Kady berharap kecelakaan kerja beruntun membuat pemerintah mengevaluasi waktu pengerjaan proyek. Terlebih, kecelakaan kerja terjadi pada dini hari.
"Menjadi catatan kami, peristiwa ini sudah terjadi berulang dan sudah ketujuh kalinya. Rata-rata terjadi pada pagi hari. Oleh karena itu, kami melihat persoalan ini perlu dibenahi dan ditinjau kembali," ujar Hamka, di Jakarta Timur.
Baca juga: Ada Insiden di Tol Becakayu, Saham Waskita Karya Ditutup Anjlok 1,93 Persen
Ia mengatakan, tinjauan terkait mekanisme dan keselamatan kerja. Bekerja pada malam hari, lanjutnya, lebih membuat kelelahan dibanding siang hari sehingga memerlukan pengawasan ketat.
"(Konstruksi) jangan dilaksanakan lembur yang menyebabkan kelelahan tingkat tinggi, terutama malam hari. Kelelahan itu menyebabkan lalainya seseorang," ucapnya.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, pihaknya akan memanggil semua kontraktor dan pengawas untuk bertanggung jawab. Kontraktor dan pengawas juga diminta mengetahui duduk permasalahannya.
Baca juga: Satu Korban Robohnya Cetakan Konstruksi Tol Becakayu Alami Luka di Wajah
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, selama ini, pihaknya sudah membatasi waktu kerja kontraktor.
"Kalau misalnya tiga shift ya harus tiga shift, juga ganti orang. Ini agar pekerjanya turut beristirahat karena korelasinya dengan keselamatan di lapangan. Soal peristiwa ini, bisa saja tidak ada kekurangan SDM, tetapi kami lihat apakah tetap dalam tiga shift itu berganti orang," ujar Arie pada kesempatan yang sama.