JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perwakilan sopir angkot yang melayani trayek Tanah Abang, Jakarta Pusat, melakukan pertemuan dengan perwakilan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kamis (22/2/2018). Pertemuan itu untuk membahas tuntutan para sopir yang menolak sejumlah syarat dalam program OK Otrip.
Sebelumnya, pada Kamis pagi, puluhan sopir angkot M08 mogok operasi. Mereka menolak sejumlah syarat yang diajukan dalam program OK Otrip. Mereka keberatan dengan pembatasan jumlah angkot yang bisa mengikuti OK Otrip di Tanah Abang dan berharap target kilometer per hari diturunkan.
Noval, perwakilan sopir angkot M08, usai pertemuan dengan pihak Dishub mengatakan, dalam pertemuan perwakilan sopir angkot menyampaikan ketidaksetujuan terkait pembatasan angkot. Noval mengatakan, hanya 70 unit angkot dari 200-an unit di trayek Tanah Abang yang dibutuhkan untuk OK Otrip.
Baca juga : Tolak Syarat OK Otrip, Sopir Angkot Tanah Abang Mogok Beroperasi
Noval mempersoalkan angkot-angkot yang tersisa akan dikemanakan. Ia mengatakan, sopir angkot yang tidak ikut OK Otrip akan tergerus dengan angkot yang ikut OK Otrip karena ongkos angkot yang lebih murah.
"Nanti lama-lama yang angkot manual (tidak ikut OK Otrip tergerus sama OK Otrip, kayak online (taksi online) kemarin. Kan jadi kasihan," kata Noval
Menurut Noval, dalam pertemuan itu Dishub mengatakan sopir angkot tidak dipaksakan untuk mengikuti program OK Otrip. Namun, kata Noval, Dishub harus konsisten. Semua angkot diikutsertakan dalam OK Otrip, atau semuanya tidak ikut.
"Kalau mau OK Otrip ya OK Otrip semuanya jangan dibatasin. Apa Pemda mau bayarin (beli) angkot kami, berapa?" ujar Noval.
Pertemuan itu juga membahas target 190 km per hari yang harus dipenuhi sopir angkot yang mengikuti program tersebut. Noval mengatakan target itu sulit dicapai karena rata-rata capaian sopir angkot jauh di bawah 170 km per hari.
Noval mengatakan, pertemuan itu belum mencapai kesepakatan. Pewakilan sopir angkot, termasuk pemilik, akan kembali melakukan pertemuan dengan Dishub DKI untuk membahas masalah tersebut.
"Masih di situ saja (pembahasannya). Pemilik disuruh kasih data angkot yang laik jalan untuk ikut OK Otrip. Tapi kalau saya bilang sih OK Otrip ini belum solusi," ujar Noval.
Baca juga : Transjakarta Tempatkan Petugas untuk Sosialisasikan OK Otrip di Angkot