Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub Kota Bekasi Harap Pemilahan Ganjil Genap Dilakukan di Area Jalan Tol

Kompas.com - 23/02/2018, 12:09 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Rencana penerapan aturan ganjil genap bagi kendaraan yang akan masuk jalan tol arah Jakarta dari gerbang tol Bekasi Timur dan Barat dinilai dapat memengaruhi kondisi lalu lintas di Bekasi.

Salah satunya adalah proses pemilahan nomor ganjil genap yang akan memengaruhi titik kepadatan lalu lintas.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi Johan Budi berharap proses pemilahan ganjil genap akan dilakukan di area jalan tol. Tepatnya sebelum gerbang pembayaran.

"Itu ada akses sekian meter di depan gerbang tol. Jadi jangan di jalan umum," ucap Johan.

Baca juga : Ganjil Genap di Tol, Ini Perkiraan Efeknya bagi Lalu Lintas dari Bekasi

Johan mencontohkan, untuk di pintu Tol Bekasi Timur warga kebanyakan datang dari utara seperti kawasan Bulak Kapal. Warga harus naik jembatan dulu untuk menyeberang lalu belok kanan menuju ke pintu tol.

Pada sisi kawasan pintu Tol Bekasi Barat juga memiliki situasi yang sama. Diprediksi, nantinya ada kepadatan di depan Giant dan Revo jika pemilahan diberlakukan di luar area tol. Maka, ia berharap pemilahan nomor dilakukan di dalam tol.

Baca juga : Penjelasan Jasa Marga soal Ganjil-Genap di Tol Cikampek

"Intinya kita siap mendukung. Namun tolong memilahnya jangan di jalan Bekasi karena akan mengganggu arus lalu lintas," ucap Johan.

Sebelumnya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengeluarkan pengumuman tiga kebijakan pengaturan lalu lintas di sekitar Tol Cikampek arah Jakarta. Selain ganjil genap juga ada, jalur khusus bus dan pelarangan melintas bagi truk di jam 6 pagi sampai 9 pagi.

Baca juga : Ini Alasan Ganjil Genap Diterapkan di Pintu Tol Bekasi Barat dan Timur

Kompas TV Kementerian Perhubungan masih melakukan evaluasi karena timbulnya pro kontra ganjil genap di tol Cikampek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com