Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Eks Warga Bantaran Kali yang Senang Direlokasi ke Rusun Marunda

Kompas.com - 23/02/2018, 16:50 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah penghuni Rusun Marunda, Jakarta Utara, merasa kehidupannya lebih baik dibanding ketika tinggal di bantaran sungai. 

Yusmarita, seorang penghuni blok A, sudah tinggal di Rusunawa Marunda sejak tiga tahun terakhir.

Ibu dua anak itu memilih pindah ke Rusun Marunda untuk menghindari banjir yang kerap merendam rumah lamanya di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

Baca juga: Demi Copot Cincin Anak Ini, 6 Personel Damkar Dikerahkan ke Rusun Marunda

"Dulu kalau banjir sebetis, Mas, kalau banjir sampai mengungsi ke kolong-kolong jalanan. Kalau di rusun, alhamdulillah, hujan segede apa enggak akan kebanjiran. Kalau rusun kebanjiran itu sudah kiamat," kata Yusmarita kepada Kompas.com, Jumat (23/2/2018).

Selama tinggal di Rusun Marunda, Yusmarita membuka sebuah warung bahan pokok di lantai dasar blok A. Ia mengatakan, pemasukannya dari toko tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebelum membuka warung, Yusmarita merupakan pedagang pakaian keliling.

Baca juga: 3 Anak Ditemukan Tewas Membusuk di Marunda, Diduga Tersetrum Usai Ngelem

"Iya sekarang ada penghasilan tetap. Kalau sembako, kan, kita enggak perlu cari pembeli, orang pasti datang karena itu kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Selain Yusmarita, Yadi juga merasa kehidupannya membaik ketika pindah ke Rusun Marunda. Yadi yang sudah tinggal di Rusun Marunda selama lima tahun itu juga bersyukur karena kini memiliki penghasilan tetap sebagai pekerja harian lepas (PHL). 

"Kalau masalah nyaman, khususnya kebersihan. Di Rusun Marunda jauh lebih baiklah," kata Yadi sebelumnya tinggal di bantaran kali.

Baca juga: Penghuni Rusun Marunda yang Ketahuan Konsumsi Narkoba Akan Dikeluarkan

Nurrozi, penghuni yang telah tinggal di Rusun Marunda selama lima tahun mengatakan, kondisi perekonomiannya tidak lebih baik dari sebelumnya. Mantan warga bantaran Waduk Pluit itu kini berdagang es kelapa muda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Selain berdagang es, Nurrozi juga kerap menyambi sebagai sopir. Meski demikian, Nurrozi merasa tempat tinggalnya lebih nyaman ketimbang saat tinggal di bantaran waduk. 

"Tempat tinggal di sini itu bagus. Enggak ada yang namanya pemerintah itu memberikan fasilitas buruk, tempat tinggal bocor sudah diperbaiki, keramik sudah diganti, kamar mandi sudah keren, sudah bagus," katanya.

Kompas TV Ketiga anak ini diduga tewas tersengat listrik sejak dua hari lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com