Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tangerang dari Bendung Pintu Air 10

Kompas.com - 28/02/2018, 18:40 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Di tengah derasnya hujan yang mengguyur Kota Tangerang pada Rabu (28/2/2018) siang, Ramdona (27) sibuk memantau ketinggian air dari kantornya di Bendung Pasarbaru atau Pintu Air 10.

Ia memilih tak ikut merayakan peringatan ulang tahun ke-25 Tangerang Kota di Balai Kota. "Ketinggiannya masih normal, 12,4 meter," kata Ramdona saat ditemui Kompas.com.

Ramdona belum lama bekerja di bendungan ini. Ia baru dua tahun terakhir bekerja di sana. Ia mewarisi pekerjaan ini dari ayahnya yang sudah 25 tahun lebih menjaga 10 pintu air di bendungan.

Sehar-hari, Ramdona memantau ketinggian air Sungai Cisadane dan mengoperasikan mesin untuk membuka tutup pintu air.

"Alhamdulillah selama ini normal-normal saja ketinggian air. Belum pernah sampai siaga 1 biar hujan deras di Bogor yang kemarin sampai banjir Jakarta," kata dia.

Ya, banjir memang bukan jadi isu utama di Bendung Pintu Air 10. Menurut Ramdona, ketika Belanda membangun bendungan itu pada 1927, tujuan utamanya mengatur distribusi air di wilayah DAS Cisadane.

Dulu, Cisadane diandalkan untuk mengairi berhektar-hektar sawah dari Bogor sampai Tangerang.

Warga menyeberang di Bendung Pasar Baru di Tangerang yang mengatur debit air Sungai Cisadane, Rabu (28/2/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Warga menyeberang di Bendung Pasar Baru di Tangerang yang mengatur debit air Sungai Cisadane, Rabu (28/2/2018).

Sejak dulu pula, bendungan ini tak pernah berubah bentuk. Hanya dicat dan ditambah rel lori untuk mengoperasikan pintu air cadangan.

Untungnya, pintu-pintu air di sini juga tak pernah macet. Masalah yang sering terjadi yakni soal sampah menyangkut di pintu air.

"Di sini kasur sering (tersangkut), bambu-bambu sampai akar-akarnya juga sering, kadang pohon timbul juga. Kebanyak sampah dari warga," ujarnya.

Pada usia perak Tangerang Kota ini, Ramdona yang juga merupakan warga asli Tangerang iyu berharap agar ke depan, warga tak lagi membuang sampah sembarangan dan bersama-sama menjaga kelestarian Cisadane.

"Sampah-sampah gitu buat kurang indah, semoga warga mau sama saling menjaga, juga dari pemerintahnya membersihkan," kata Ramdona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com