Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perilaku Buang Sampah di Kolong Flyover Ciputat Terjadi Bertahun-tahun

Kompas.com - 28/02/2018, 20:55 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Dian Maharani

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Area kolong Jalan Layang Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) kerap menjadi lokasi pembuangan sampah oleh warga sekitar.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Yepi Suherman menyatakan, warga yang tinggal di sekitar kolong Jalan Layang Ciputat belum mendapatkan edukasi tentang pengelolaan sampah.

"Nah itu kan perilaku yang sudah bertahun-tahun terjadi pada masyarakat dan sekarang dengan adanya Perda Nomor 3 tahun 2013 disebutkan bahwa pengelolaan sampah adalah kewajiban personal, sehingga program kita ke depannya sampah bukan hanya proses angkut terus buang. Kami akan arahkan untuk memilah dan memproses di tiap-tiap rumah," jelas Yepi kepada Kompas.com, Rabu (28/2/2018).

Namun, bukan hal mudah bagi Dinas LH Kota Tangsel untuk membuat masyarakat menyadari hal tersebut. Yepi mengaku, butuh waktu lama untuk mengedukasi masyarakat perihal pengelolaan sampah mandiri di lingkungannya.

Baca juga : Sejumlah Solusi untuk Atasi Kemacetan di Perempatan Duren Ciputat

Sampah berserakan di bawah jalan layang Ciputat, Tangsel, Kamis (22/2/2018).KOMPAS.com/RIDWAN AJI PITOKO Sampah berserakan di bawah jalan layang Ciputat, Tangsel, Kamis (22/2/2018).

Menurut Yepi, para camat, lurah, ketua RT, dan ketua RW perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang konsep pengelolaan sampah untuk memilah sampah organik dan non-organik.

"Harapan saya bagi warga itu bisa memilah sampah-sampah organik untuk ditempatkan di bank sampah dan untuk dibuat kompos. Nah ini yang perlu waktu utk mengubah perilaku mereka," sambung dia.

Selain itu, untuk menekan perilaku warga agar tak lagi membuang sampah di kolong Jalan Layang Ciputat, Yepi mengerahkan tim piket malam.

Baca juga : Sampah Berserakan dan Menebar Bau di Bawah Jalan Layang Ciputat

Mereka bertugas mengawasi warga yang kedapatan membuang sampah secara sembarangan ketika malam hingga dinihari.

"Piket malam di tempat-tempat tertentu seperti di bawah flyover. Nah, piket malam itu mengawasi warga yang kedapatan membuang sampah sembarangan. Kalau ketangkap kami akan menegurnya karena kami enggak berwenang memberikan hukuman bagi mereka," ungkap Yepi.

Kompas TV Aksi ini juga dilakukan dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com