JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang hilir mudik di bawah tenda yang terpasang di belakang SMAN 115, Rorotan, Jakarta Utara, Rabu (28/2/2018) siang sekitar pukul 10.00 WIB.
Orang-orang yang hilir mudik itu berasal dari PT Nusa Kirana, perusahaan pengembang yang mempunyai hajatan di lokasi tersebut. Siang itu, PT Nusa Kirana akan menggelar acara groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek rumah DP 0 Rupiah.
Beberapa jam sebelumnya di Balai Kota DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, acara tersebut akan ditunda. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarya belum memperoleh titik temu dengan PT Nusa Kirana terkait skema pembayaran rumah itu.
Baca juga : Sandi Bilang Ditunda, Panitia Tetap Siapkan Groundbreaking Rumah Dp 0 Rupiah
Namun, PT Nusa Kirana seakan tak peduli. Mereka tetap menyiapkan segala kebutuhan acara.
"Belum, belum ada kabar penundaan," kata seorang petugas.
Acara pun tetap berlangsung meski tanpa kehadiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Saat ditanya mengenai ketidakhadiran Anies, perwakilan PT Nusa Kirana mengaku tidak ambil pusing.
"Enggak ada masalah karena ini memang bukan program pemerintah, masih swasta murni. Kalau ada keterlibatan pemerintah, beliau pasti datang," kata Dhiki Kurniawan, pegawai bagian Government Relations PT Nusa Kirana, kepada wartawan.
Baca juga : Anies: Cek Saja Rumah Tapak Rorotan Program Siapa, Program Pemprov? Tidak Ada
Dhiki menegaskan, proyek di Rorotan itu murni milik PT Nusa Kirana. Ia menyebut Pemprov DKI Jakarta hanya diajak berkonsultasi soal skema pembiayaan agar proyek tersebut dapat masuk dalam program DP 0 Rupiah.
"Kondisi yang ada, kami sudah konsul dengan Dinas Perumahan, kemudian Pemprov DKI baik Gubrnur maupun Wakil. Untuk saat ini memang program skema tapak memang belum ada," kata Dhiki.
Harga 350 Juta
Dhiki mengatakan, perusahaannya mematok harga Rp 350 juta untuk satu unit rumah. Namun, harga tersebut bisa berkurang jika PT Nusa Kirana telah memperoleh titik temu dengan Pemprov DKI Jakarta.
"Kami tawarkan dengan harga 350 Juta. Belum ada (kesepakatan dengan Pemprov)," kata Dhiki.
Ia menyebutkan, angka cicilan bulanan rumah tersebut berkisar antara Rp 2,2 juta hingga Rp 2,4 juta. Pembeli nanti bisa menncicil untuk jangka waktu hingga 20 tahun.
"Itu kami masih simulasi kalau kemungkinan bisa bargaining dengan pemerintah terutama Dinas Perumahan kami masih konsultasi terus," kata Dhiki.
Rumah yang ditawarkan PT Nusa Kirana akan memiliki luas bangunan 27 meter persegi dan luas tanah 45 meter persegi.