Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sasar Warga Miskin tapi Sewa Rusun KS Tubun Rp 1,7 Juta Sebulan

Kompas.com - 12/03/2018, 15:33 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga sewa Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) KS Tubun di Palmerah, Jakarta Barat, lebih tinggi dari rusunawa lainnya yang dibangun Dinas Perumahan dan Permukiman DKI Jakarta. Alasannya, Rusunawa KS Tubun berada di kawasan Transit Oriented Development (TOD), dekat dengan pusat perniagaan dan transportasi umum Tanah Abang.

Tingginya harga sewa di Rusunawa KS Tubun diakui Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan.

"Peruntukkannya yang jelas masih sama, untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Cuma ukurannya lebih besar sedikit dan harga sewanya per bulan juga lebih besar, kalau enggak salah Rp 1,7 juta per bulan," kata Agustino, Senin (12/3/2018).

Baca juga : Kadis Perumahan Anggap Sewa Rusun KS Tubun Rp 1,7 Juta Per Bulan Sudah Murah

Agustino mengatakan, harga sewa akan mendapat subsidi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sehingga bisa dipastikan tidak memberatkan MBR yang menempati unit-unit di rusunawa tersebut. Harga sewa sebesar Rp 1,7 juta per bulan itu juga, kata Agustino, belum ditetapkan secara pasti dan dimungkinkan untuk bisa lebih rendah lagi.

"Saat ini kami sedang kaji lagi kalau memang mungkin bisa lebih rendah dari itu," kata dia.

Ia menjelaskan, selain karena lokasinya yang strategis, harga sewa Rusun KS Tubun lebih besar karena tak hanya diperuntukkan bagi MBR dengan status relokasi, melainkan juga untuk  kalangan umum.

"Nah untuk MBR ini kan ada yang dari umum dan ada warga relokasi. Kalau yang relokasi ini kan biasanya murah tapi untuk yang umum ini kan kami pertimbangkan lokasinya dan tetap harus disubsidi," ujarnya.

Rusunawa KS Tubun berada di Jalan Raya Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat dan merupakan rusunawa terakhir yang dibangun pada masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Rusunawa dengan bangunan tiga menara itu rampung dibangun April 2017 dan masing-masing menara terdiri atas 16 lantai dengan total 524 unit hunian tipe 36.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com