Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjajal Jadi Porter Tanah Abang, Angkut 1 Kuintal Barang Dibayar Rp 40.000

Kompas.com - 12/03/2018, 15:34 WIB
Iwan Supriyatna,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Bukan perkara mudah untuk menjadi seorang porter di kawasan Pasar Tanah Abang.

Selain harus memiliki tenaga yang ekstra besar, menjadi seorang porter pun harus memiliki kesabaran yang luar biasa.

Deni (38), pria asal Serang, Banten, memperbolehkan saya untuk menjalal menjadi porter dengan memikul dan menarik barang menggunakan troli di sekitar Blok B Pasar Tanah Abang.

Sebelum saya mencoba menjadi porter, Deni terlebih dahulu bercerita tentang kesehariannya. Ia setiap hari berangkat dari Serang pukul 04.00 bersama delapan rekan porter lainnya menggunakan mobil jemputan yang biasa menjemput mereka untuk menuju Tanah Abang.

Deni harus membayar ongkos pulang pergi Serang-Tanah Abang sebesar Rp 40.000. Hal itu dilakoninya sejak pertama kali menjadi porter pada tahun 2012.

Ketika tiba di Tanah Abang, Deni tak lantas bisa langsung menjadi porter. Ia terlebih dahulu mencari seseorang yang dipanggilnya "Mandor". Dari mandor itu, Deni membeli kaus seragam bertuliskan porter seharga Rp 350.000.

"Harus punya baju dulu, kita beli ke mandor, itu juga enggak selamanya, setahun bisa 2 atau 3 kali ganti, jadi setiap ganti harus beli lagi," kata Deni sambil menghisap sebatang rokok di tangan kanannya.

Baca juga : Anies Dilaporkan ke Polisi soal Tanah Abang, Biro Hukum DKI Diperiksa

Setelah mendapatkan baju seragam bertuliskan porter, tak lantas juga membuat Deni bisa langsung bekerja sebagai seorang porter.

Deni harus terlebih dahulu menyewa troli untuk mengangkut barang bawaan yang harus diantarkan ke ekspedisi maupun diantarkan dari toko ke toko.

Untuk menyewa troli, Deni harus mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000 untuk setiap kali angkut barang.

"Pokoknya sekali angkut sewanya 5.000 perak, selesai angkut dikembalikan lagi ke yang punya," ucap Deni.

Troli itu sangat dibutuhkan Deni. Sebab, jika tidak menggunakan troli, barang bawaan berupa kain tekstil seberat 1 kwital bahkan lebih harus dipikul menggunakan punggungnya.

Saat asyik bercerita, Deni mendapatkan panggilan melalui ponselnya. Tak lama kemudian, Deni meminta saya untuk menunggu di trotoar Blok B, tempat warung kopi pertama kali saya dan Deni bertemu.

"Tunggu sebentar, si enci nyuruh antar barang, nanti saya ke sini lagi," kata Deni sambil terburu-buru masuk ke Blok B.

Setelah menunggu dari pukul 12.15, Deni terlihat membawa tumpukan karung berwarna putih menggunakan trolinya pada pukul 12.40.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com