Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sandiaga Terpuruk Habis Dipecat dan Mendadak Jadi Petugas Haji

Kompas.com - 13/03/2018, 10:27 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyimpan kertas sambutan yang telah disiapkan untuknya saat akan berbicara di depan calon petugas haji. Sandi berseloroh akan mengirimkan isi sambutannya kepada para calon petugas haji itu.

"Ini bagus banget dibikinin sambutan, tetapi nanti ini bisa dikirim ke WA (WhatsApp) Bapak-Ibu saja, ya," kata Sandiaga di Gedung Dinas Teknis, Jalan Abdul Muis, Selasa (13/3/2018).

Sandiaga memilih menceritakan pengalamannya pertama kali pergi ke "Tanah Suci" pada 1998. Ketika itu, Sandiaga baru saja dipecat dari pekerjaannya.

"Saya terpuruk banget waktu itu," katanya.

Sandiaga ingin sekali pergi haji untuk berdoa. Kebetulan, waktu itu ada perusahaan perjalanan haji dan umrah yang membutuhkan bantuan pengelolaan keuangan.

Sandiaga pun diperbolehkan ikut berangkat haji dengan syarat membantu pengelolaan keuangan selama perjalanan di sana.

Baca juga: Sandiaga: Saya Bro-bro Banget dengan Pak Anies...

Ketika di sana, nilai tukar rupiah tiba-tiba naik. Sandiaga mengatakan, rupiah naik mulai dari Rp 2.000, Rp 4.000, bahkan Rp 15.000 dalam waktu beberapa pekan. Uang yang disiapkan dari Jakarta menjadi tidak cukup. Di tengah kekurangan itu, perusahaan tempat Sandiaga bekerja pun memberinya double job.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga UnoKompas.com/Akhdi Martin Pratama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno

Sandiaga tidak hanya mengurus keuangan, tetapi juga diminta menjadi petugas haji sekaligus. Dia bingung karena itu pertama kalinya dia pergi haji dan ke Mekkah.

"Waduh, saya enggak siap sama sekali. Saya belum pernah ke Mekkah dan belum pernah ngerasain haji juga. Tetapi, karena belajar, saya dapat kesempatan pertama kali haji sambil nyambi jadi petugas," ujar Sandiaga.

Baca juga: Sandiaga Ingin DKI Tetap Terlibat dalam Pembangunan Rumah DP 0 Rupiah di Rorotan

Nasib tiba-tiba menjadi petugas haji sangat berkesan bagi Sandiaga. Banyak hal yang bisa dia pelajari selama berada di sana. Pulang dari "Tanah Suci", Sandiaga pelan-pelan bisa membangun usaha.

Calon petugas haji yang ikut seleksi hari ini juga banyak yang belum pernah ke Mekkah. Mereka juga belum pernah naik haji sebelumnya.

Sandiaga berharap mereka bisa lolos seleksi dan menjadi petugas haji untuk tahun 2018 kemudian bisa mengambil hikmah dari perjalanan haji seperti dirinya.

"Gunakanlah kesempatan ini. Dengan Anda ada di ruangan ini, insya Allah Bapak dan Ibu akan berangkat haji juga," kata Sandiaga.

Tahun ini, kuota haji untuk DKI Jakarta 7.891 orang. Ada 140 calon petugas haji yang akan diseleksi. Namun, petugas yang terpilih nantinya hanya 61 orang. Mereka nantinya akan bergabung dengan petugas haji dari Kementerian Agama.

Kompas TV Pemprov DKI Jakarta pertama kali menutup Jalan Jatibaru pada 22 Desember 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com