JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyimpan kertas sambutan yang telah disiapkan untuknya saat akan berbicara di depan calon petugas haji. Sandi berseloroh akan mengirimkan isi sambutannya kepada para calon petugas haji itu.
"Ini bagus banget dibikinin sambutan, tetapi nanti ini bisa dikirim ke WA (WhatsApp) Bapak-Ibu saja, ya," kata Sandiaga di Gedung Dinas Teknis, Jalan Abdul Muis, Selasa (13/3/2018).
Sandiaga memilih menceritakan pengalamannya pertama kali pergi ke "Tanah Suci" pada 1998. Ketika itu, Sandiaga baru saja dipecat dari pekerjaannya.
"Saya terpuruk banget waktu itu," katanya.
Sandiaga ingin sekali pergi haji untuk berdoa. Kebetulan, waktu itu ada perusahaan perjalanan haji dan umrah yang membutuhkan bantuan pengelolaan keuangan.
Sandiaga pun diperbolehkan ikut berangkat haji dengan syarat membantu pengelolaan keuangan selama perjalanan di sana.
Baca juga: Sandiaga: Saya Bro-bro Banget dengan Pak Anies...
Ketika di sana, nilai tukar rupiah tiba-tiba naik. Sandiaga mengatakan, rupiah naik mulai dari Rp 2.000, Rp 4.000, bahkan Rp 15.000 dalam waktu beberapa pekan. Uang yang disiapkan dari Jakarta menjadi tidak cukup. Di tengah kekurangan itu, perusahaan tempat Sandiaga bekerja pun memberinya double job.
Sandiaga tidak hanya mengurus keuangan, tetapi juga diminta menjadi petugas haji sekaligus. Dia bingung karena itu pertama kalinya dia pergi haji dan ke Mekkah.
"Waduh, saya enggak siap sama sekali. Saya belum pernah ke Mekkah dan belum pernah ngerasain haji juga. Tetapi, karena belajar, saya dapat kesempatan pertama kali haji sambil nyambi jadi petugas," ujar Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Ingin DKI Tetap Terlibat dalam Pembangunan Rumah DP 0 Rupiah di Rorotan
Nasib tiba-tiba menjadi petugas haji sangat berkesan bagi Sandiaga. Banyak hal yang bisa dia pelajari selama berada di sana. Pulang dari "Tanah Suci", Sandiaga pelan-pelan bisa membangun usaha.
Calon petugas haji yang ikut seleksi hari ini juga banyak yang belum pernah ke Mekkah. Mereka juga belum pernah naik haji sebelumnya.
Sandiaga berharap mereka bisa lolos seleksi dan menjadi petugas haji untuk tahun 2018 kemudian bisa mengambil hikmah dari perjalanan haji seperti dirinya.
"Gunakanlah kesempatan ini. Dengan Anda ada di ruangan ini, insya Allah Bapak dan Ibu akan berangkat haji juga," kata Sandiaga.
Tahun ini, kuota haji untuk DKI Jakarta 7.891 orang. Ada 140 calon petugas haji yang akan diseleksi. Namun, petugas yang terpilih nantinya hanya 61 orang. Mereka nantinya akan bergabung dengan petugas haji dari Kementerian Agama.