Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Urban Farming, Warga Cempaka Putih Tinggal Petik Sayuran dan Buahan

Kompas.com - 13/03/2018, 16:43 WIB
David Oliver Purba,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Cempaka Putih Timur, Sri Hatmo mengatakan, program urban farming yang dilakukan warga di Kelurahan Cempaka Putih Timur memberi keuntungan yang cukup besar terutama dari pemenuhan kebutuhan sayur dan buah.

Kini, warga RW 003 dan 008 tak perlu lagi menganggarkan dana yang cukup besar untuk membeli sayur dan buah bagi kebutuhan mereka.

Warga hanya perlu memanen tanaman yang ditanam dengan metode hidroponik dan konvensional tersebut sekitar dua hingga tiga pekan sekali. Bahkan dengan menggunakan metode vertiminaponik, warga bisa berternak ikan berbarengan dengan tanaman hidroponik.

"Kalau misalnya sekali panen itu sektar 15 kg, ada sawi, pokcai. Pernah juga panen lele itu 20 kg," ujar Hatmo kepada Kompas.com di Jakarta Pusat, Senin (12/3/2018).

Baca juga : Supermarket dan Hotel Mulai Lirik Hasil Urban Farming di Kelurahan Cempaka Putih Timur

Selain menjadi bahan masakan, sayuran yang ditanam juga dimanfaatkan warga untuk mendapatkan nilai keekonomisan yang lebih tinggi. Misalnya, sayuran pokcai dimanfaatkan salah satu warga sebagai bahan dasar pembuatan mie dan kerupuk.

Warga Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, manfaatkan lahan kosong untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, Senin (12/3/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Warga Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, manfaatkan lahan kosong untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, Senin (12/3/2018).
Meski skala produksinya tidak terlalu besar, pemanfaatan pokcai bisa mengurangi biaya produksi karena bahan bisa didapatkan secara gratis.

Bahkan, kata Hatmo, hasil tanaman hidroponik itu telah dilirik oleh manajemen salah satu hotel berbintang di Jakarta Pusat.

Baca juga : Buka Festival Cempaka Putih, Sandiaga Ingatkan Pentingnya Ekonomi Kreatif

Manajemen hotel tersebut meminta agar warga menjadi pemasok tetap sayuran hidroponik tersebut. Sayuran yang ditanam dengan metode hidroponik diinilai memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan sayuran yang ditanam menggunakan metode konvensional.

Namun, Hatmo mengatakan, warganya belum berani mengikat kontrak sebagai pemasok tetap sayuran. Selain karena jumlah sayuran yang dipanen tidak terlalu banyak, warga sekitar tidak menjadikan urban farming sebagai pekerjaan pokok. Hal itu membuat hasil urban farming tersebut menjadi kurang maksimal.

Warga Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, manfaatkan lahan kosong untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, Senin (12/3/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Warga Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, manfaatkan lahan kosong untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, Senin (12/3/2018).
"Kemarin ada tawaran dari hotel untuk kami pasok ke sana. Kami juga ditantang salah satu supermarket untuk pasok sayuran ke sana. Tapi kami belum berani, ya karena warga di sini kan hanya sambilan saja bukan jadi pekerjaan tetap," ujar Hatmo.

Hatmo mengatakan, urban farming Kelurahan Cempaka Putih Timur juga kerap dijadikan percontohan oleh sejumlah pemerintah daerah di luar Pulau Jawa. Beberapa pemerintah daerah yang pernah berkunjung diantaranya Pemprov Kalimantan, Surakarta, Lamongan, dan Bangka Belitung.

Baca juga : Urban Farming di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Hasilnya Bikin Adem Ayem

Urban farming di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, memanfaatkan lahan kosong di pinggir sungai, dan gang perumahan warga.

Berbagai sayuran dan buah ditanam di lokasi ini. Urban farming dilakukan agar lahan yang kosong tidak dijadikan sebagai lapak pedagang kaki lima dan permukiman kumuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com