JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Cempaka Putih Timur, Sri Hatmo mengatakan, program urban farming yang dilakukan warga di Kelurahan Cempaka Putih Timur memberi keuntungan yang cukup besar terutama dari pemenuhan kebutuhan sayur dan buah.
Kini, warga RW 003 dan 008 tak perlu lagi menganggarkan dana yang cukup besar untuk membeli sayur dan buah bagi kebutuhan mereka.
Warga hanya perlu memanen tanaman yang ditanam dengan metode hidroponik dan konvensional tersebut sekitar dua hingga tiga pekan sekali. Bahkan dengan menggunakan metode vertiminaponik, warga bisa berternak ikan berbarengan dengan tanaman hidroponik.
"Kalau misalnya sekali panen itu sektar 15 kg, ada sawi, pokcai. Pernah juga panen lele itu 20 kg," ujar Hatmo kepada Kompas.com di Jakarta Pusat, Senin (12/3/2018).
Baca juga : Supermarket dan Hotel Mulai Lirik Hasil Urban Farming di Kelurahan Cempaka Putih Timur
Selain menjadi bahan masakan, sayuran yang ditanam juga dimanfaatkan warga untuk mendapatkan nilai keekonomisan yang lebih tinggi. Misalnya, sayuran pokcai dimanfaatkan salah satu warga sebagai bahan dasar pembuatan mie dan kerupuk.
Bahkan, kata Hatmo, hasil tanaman hidroponik itu telah dilirik oleh manajemen salah satu hotel berbintang di Jakarta Pusat.
Baca juga : Buka Festival Cempaka Putih, Sandiaga Ingatkan Pentingnya Ekonomi Kreatif
Manajemen hotel tersebut meminta agar warga menjadi pemasok tetap sayuran hidroponik tersebut. Sayuran yang ditanam dengan metode hidroponik diinilai memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan sayuran yang ditanam menggunakan metode konvensional.
Namun, Hatmo mengatakan, warganya belum berani mengikat kontrak sebagai pemasok tetap sayuran. Selain karena jumlah sayuran yang dipanen tidak terlalu banyak, warga sekitar tidak menjadikan urban farming sebagai pekerjaan pokok. Hal itu membuat hasil urban farming tersebut menjadi kurang maksimal.
Hatmo mengatakan, urban farming Kelurahan Cempaka Putih Timur juga kerap dijadikan percontohan oleh sejumlah pemerintah daerah di luar Pulau Jawa. Beberapa pemerintah daerah yang pernah berkunjung diantaranya Pemprov Kalimantan, Surakarta, Lamongan, dan Bangka Belitung.
Baca juga : Urban Farming di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Hasilnya Bikin Adem Ayem
Urban farming di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, memanfaatkan lahan kosong di pinggir sungai, dan gang perumahan warga.
Berbagai sayuran dan buah ditanam di lokasi ini. Urban farming dilakukan agar lahan yang kosong tidak dijadikan sebagai lapak pedagang kaki lima dan permukiman kumuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.