Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penganiayaan Siswi SMP di Tangerang yang Dipicu Cemburu...

Kompas.com - 13/03/2018, 23:11 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Aksi perundungan atau bullying disertai kekerasan terhadap anak kembali terjadi di Tangerang. Kali ini, yang menjadi korban adalah seorang siswi SMP berinisial WA (13).

WA dianiaya oleh dua orang remaja perempuan, LS (15) dan YIZ (15), pada Jumat (9/3/2018). Keduanya memaki, memukul, dan menendang WA secara bersama-sama.

Penganiayaan tersebut direkam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 46 detik yang viral di media sosial.

Wakapolres Metro Tangerang AKBP Harley Silalahi pun menyampaikan kronologi aksi kekerasan yang terjadi di sebuah rumah kosong di Perumahan Modernland tersebut.

"Dua orang tersangka LS dan YIZ ini awalnya bersama dengan teman-temannya menjemput korban WA di tempat cuci steam motor. Kemudian dua orang tersangka ini mengajak korban ke rumah kosong di Modernland Tangerang," kata Harley di Mapolres Metro Tangerang, Senin (12/3/2018).

Baca juga : Kondisi Psikologis Siswi Korban Perundungan di Tangerang Akan Diperiksa

Setelah sampai di lokasi tersebut, tersangka LS marah-marah sambil menendang kaki korban WA dan menarik-narik kerudung korban hingga korban terjatuh dalam posisi duduk.

Kemarahan LS bukannya mereda, tetapi justru malah menjadi-jadi setelah korban WA terjatuh. Dia kembali menendang badan dan kepala korban sambil terus memaki.

"Tersangka YIZ yang awalnya hanya menonton kemudian ikut menendangi tubuh dan kepala korban hingga korban menangis dan mengerang kesakitan," ujar Harley.

Aksi tersebut direkam oleh AS (14), teman laki-laki kedua tersangka menggunakan handphone milik tersangka YIZ kemudian mengunggahnya di media sosial.

Gara-gara chat Facebook

Perundungan yang disertai kekerasan itu pun terjadi bukan tanpa sebab. Menurut pengakuan LS, WA dianggap menggoda pacar LS lewat sebuah chat atau obrolan di Facebook.

"Dia nge-chat pacar saya begitu di Facebook dan ngajak jadian. Sebelumnya saya sudah lupain masalah itu, tapi pas waktu itu ketemu lagi sama WA dan mau nanya baik-baik soal itu," ujar LS.

LS mengaku bahwa ia mulanya tak ingin memukul, menendang, dan memaki WA. Namun, lantaran kesal, akhirnya dia melakukan perbuatan tersebut.

"Karena kesal saja dan emosi, saya juga minta maaf kepada WA. Awalnya ya saya tanya soal chat di Facebook itu, tetapi pas ditanya dia ngeselin, dia minta jadian begitu sama cowok saya," kata LS.

Kemudian, LS pun dibantu YIZ untuk menganiaya WA. Dua remaja perempuan yang putus sekolah itu pun akhirnya memukul, menendang, dan memaki WA bersama-sama hingga WA menangis serta mengerang kesakitan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com