Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Surabaya Black Hat" Pernah Meretas Sistem Situs Pemerintah Los Angeles

Kompas.com - 14/03/2018, 11:55 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu mengatakan, kelompok peretas "Surabaya Black Hat" pernah meretas sistem situs pemerintah salah satu kota di Amerika Serikat, Los Angeles.

"Yang terdata dan cukup mengagetkan adalah kelompok ini meretas sistem situs dan database milik pemerintah Los Angeles," ujar Roberto saat dihubungi, Rabu (14/3/2018).

Selain itu, lanjutnya, kelompok ini juga telah meretas sistem situs empat perusahaan nasional di Jakarta.

Baca juga: Surabaya Black Hat Diduga Hacker Bayaran

"Jadi kenapa bukan Mabes Polri yang menangani ini, karena di Jakarta ada empat perusahaan yang jadi korban peretasan dan itu perusahaan nasional," katanya.

Penangkapan tiga pelaku peretasan kelompok "Surabaya Black Hat" berinisial NA, ATP dan KPS bermula dari informasi Internet Crime Complaint Center (IC3).

IC3 merupakan badan investigasi utama dari Departemen Keadilan Amerika Serikat (DOJ), Federal Bureau of Investigation (FBI).

Baca juga: FBI di Balik Terbongkarnya Jaringan Hacker Surabaya Black Hat

"Jadi begini, itu ada lembaga namanya IC3, seluruh data kejahatan dunia terkumpul di mereka. Nah, dari mereka itulah ditemukan lebih dari 3000 korban yang diretas. Informasi itu dari FBI karena kerja samanya, kan, police per police," kata Roberto. 

Pihaknya menerima informasi tersebut dari FBI pada Januari 2018.

"Kemudian kami analisa lebih kurang dua bulan kami temukan lokasi kelompok itu di Surabaya dan para tersangka utamanya ada 6 orang," tuturnya.

Baca juga: Berita Populer: Kisah CW 10 Tahun Tinggal di Hotel dan Terbongkarnya Jaringan Surabaya Black Hat

Kepada polisi, KPS mengaku sebagai pendiri "Surabaya Black Hat" yang telah meretas lebih kurang 600 situs di dalam dan luar Indonesia.

Kompas TV Dari hasil pemeriksaan, para tersangka juga masih erat kaitannya dengan pelaku prostitusi dan pornografi anak di dunia maya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com