Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Sepeda Motor Pilih Naik Eretan demi Hindari Macet

Kompas.com - 15/03/2018, 15:15 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perahu eretan pengangkut sepeda motor yang beroperasi di Kali Cagak, Jakarta Utara, menjadi andalan sejumlah pengendara sepeda motor yang kerap melintas di kawasan Muara Karang.

Pasalnya, dengan menggunakan eretan itu para pengendara sepeda motor dapat menghemat waktu dan bensin karena tidak perlu memutar jauh.

Endang, warga Kapuk Muara misalnya,  sudah lima tahun menggunakan jasa eretan.

"Pakai eretan ini bisa hemat 10-15 menitan-lah. Kalau lewat Telukgong bisa sekitar setengah jam, lewat sini paling sepuluh menit," kata Endang.

Endang menuturkan, saat jam-jam sibuk manfaat eretan semakin terasa karena dapat menghemat waktu. Namun, ia harus berdesakan dengan puluhan sepeda motor yang berebut ingin terangkut.

"Tiap pagi-sore naik eretan tuh orang-orang semuanya pingin terburu-buru dan rebutan, akhirnya terkadang bukannya cepat malah lambat karena rebutan," kata Endang.

Deni, warga Ciputat, juga merasakan manfaat adanya perahu eretan itu. Laki-laki yang berkantor di Pluit itu mengatakan sudah berkali-kali menggunakan eretan.

"Wah udah nggak kehitung naik eretan, habis enak sih lumayan bisa motong macet," katanya.

Untuk menggunakan eretan tersebut, para pengendara sepeda motor mesti merogoh kocek Rp 2.000 dan Rp 3.000 untuk yang berboncengan. Sementara, tarif bagi pejalan kaki dipatok Rp 1.000.

Kehadiran ereran itu juga menjadi bukti minimnya infrastruktur yang disediakan. Hal itu dikemukakan Zainal, salah seorang pengguna eretan.

"Harapan saya sih pemerintah bangun jembatanlah. Berasa juga pulang pergi Rp 4.000 dikali lima tahun sudah berapa juta tuh? Cuma ya ketimbang muter jauh akhirnya saya pilih pakai eretan," katanya.

Untuk mengakses eretan tersebut, pengendara sepeda motor bisa melalui sebuah gang kecil yang terletak di Jalan Pluit Karang Barat atau melalui Jalan Pluit Selatan Indah yang terletak di seberangnya.

Eretan tersebut beroperasi sejak pukul 04.00 WIB hingga 22.00 WIB. Pengoperasian perahu eretan itu tak mengenal hari libur, alias beroperasi tujuh hari dalam seminggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com