Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dirut PD Dharma Jaya yang Kesulitan Menemui Sandiaga

Kompas.com - 15/03/2018, 15:19 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati mengaku telah mengajukan pengunduran diri ke Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada 6 Maret 2018.

Ia menganggap kinerja Pemprov DKI lambat dalam mencairkan dana program pangan bersubsidi.

"Saya tuh mau ketemu beliau (Sandiaga) agak susah sejak beliau menjabat, selalu kalau mau ketemu pakai tim semuanya," kata Marina kepada wartawan, Kamis (15/3/2018).

Baca juga: Kesulitan Subsidi Daging, Dirut PD Dharma Jaya Keluhkan Lambatnya Kinerja SKPD DKI

"Suatu hari saya sudah hopeless. Karena dana public service obligation (PSO) juga enggak turun, di dalam Badan Pengawas saya juga ada masalah," tambahnya. 

Menurut Marina, di awal-awal, masalah itu bisa diakali.

Namun, ketika ia didesak membayar utang atas pembelian ayam untuk program pangan bersubsidi, Marina memutuskan menemui Sandiaga di Balai Kota. 

Baca juga: Dirut PD Dharma Jaya: Saya Tidak Pernah Menangis ke Pak Sandi, Saya Mengundurkan Diri!

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga UnoKOMPAS.com/Akhdi Martin Pratama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno
Ia menagih dana PSO yang dijanjikan Sandiaga sejak November 2017. 

"Kemarin saya enggak janji sama beliau. Saya tanya sama tukang parkir, 'Ada enggak Pak Sandi? Ada," kata Marina.

"Waktu itu saya turun, saya mau masuk tidak diperbolehkan ke kantor Pak Sandi. Waktu itu saya bilang, 'Aduh sombong sekali saya enggak dikasih masuk'. Saya berdiri di dekat tangga," tambahnya. 

Baca juga: Tangisan Dirut Dharma Jaya ke Sandiaga karena Sulitnya Subsidi Pangan

Beruntung, saat itu ada seorang pegawai yang mengenali Marina.

Kemudian, Marina meminta pegawai itu mempertemukannya dengan Sandiaga, walau hanya lima menit.

Setelah bolak-balik mengupayakan, pegawai itu pun mempersilakan Marina bertemu Sandiaga.

Saat itu juga, Marina langsung duduk di ruang Sandiaga dan mengajukan pengunduran diri.

Baca juga: Sandiaga Sebut Dirut PD Dharma Jaya Temui Dirinya Sambil Nangis-nangis

Marina membantah Sandiaga yang menyebut dirinya menangis-nangis menemuinya.

Kata Marina, dia masih tertawa santai ketika keluar dari ruang kerja Sandiaga. 

Ia hanya menagih PSO yang dibutuhkan untuk membeli daging sapi dan ayam serta reimburse atas pembelian sejak Desember.

Baca juga: Dana PSO Tak Cair, Dharma Jaya Kesulitan Beli Daging untuk Subsidi

Soal pengunduran dirinya, Marina mengatakan, ia masih bertahan dan menunggu Pemprov DKI mencairkan dana yang dibutuhkan.

Ia mengatakan, ini penting untuk kelanjutan program pangan bersubdi yang dibutuhkan warga Jakarta.

"Saya ingin rakyat Jakarta sesuai yang menerima KJP adalah orang yang membutuhkan bukan sembarangan. Catat itu! Ini duit negara bukan duit siapa-siapa yang harus dikasih sesuai kebutuhan siapa yang mendapatkan. Jadi saya pikir saya bisa berkarya di tempat lain," ujar Marina.

Kompas TV Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk mengurangi dan menghapuskan dana penyertaan modal pemerintah pada sejumlah BUMD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com