JAKARTA, KOMPAS.com - Warsiman (80) sedang mencangkul sawah bersama cucunya, Tarsono (36), saat ditemui Kompas.com Rabu (14/3/2018).
Sudah sejak 2012 Warsiman menggarap lahan kosong di sekitar rumahnya yang terletak di Jalan Inspeksi Timur, Cakung, Jakarta Timur tersebut.
"Bagaimana, namanya juga tidak ada kerjaan. Sudah tua tetapi saya masih ingin berkegiatan. Makanya bertani," ucap Warsiman.
Bertani, terutama menanam padi, merupakan hal yang jarang ditemui di Ibu Kota. Sawah hanya terlihat di sebagian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Warsiman mengaku dibantu oleh cucunya yang datang dari Indramayu untuk menggarap sawah satu hektar tersebut. Tarsono datang ke Jakarta karena sang istri bekerja di Ibu Kota.
"Mau tidak mau ke Jakarta. Sering pulang pergi Indramayu untuk mengurus sawah di kampung," ucap Tarsono.
Baca juga : Bertani di Ibu Kota, Tetap Menanam meski Hasil Tak Menentu
Cerita yang hampir sama diutarakan Usup (70), warga Medan Satria Bekasi yang menggarap sepetak lahan di sisi Banjir Kanal Timur (BKT). Ia mengerjakan lahan seluas dua setengah hektar untuk ditanami padi jenis Ciherang.
"Sudah sejak tahun 2000, dulunya masih kebun. Saya buka pakai tangan sedikit demi sedikit. Dari pada tidak bekerja, karena saya sudah tua tetapi saya yakin masih bisa punya tenaga," ucap Usup.
Warsiman diperintahkan oleh pemilik lahan yang sedang dalam sengketa untuk menanam padi agar tidak diserobot oleh pihak-pihak yang bersengketa. Sementara itu, Usup secara sadar membuka lahan milik pemerintah.
"Tapi ini saya rawat dan saya jaga. Bukan menyerobot. Dulu tidak teratur seperti lahan terbengkalai, sekarang sudah 10 tahun saya kerjakan tanahnya jadi terawat," ucap Usup yang ditemui tengah menjaga padinya berumur tiga bulan dari serangan hama burung.
Bertani padi di Jakarta tidak berbeda jauh dengan bertanam padi di daerah. Kesulitan yang dirasakan para petani urban ini adalah hama dan ketersediaan air.
Khusus di daerah BKT ini, air memang yang paling sulit didapat. Untuk mendapatkan air, mereka perlu menyewa mesin pompa untuk mengairi sawah.
"Kalau hama paling banyak burung, bisa sampai ribuan. Air memang pasti kita keluar dana untuk sewa. Memang seperti itu di setiap masa tanam," ucap Warsiman.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, di Jakarta masih tersedia lahan persawahan yang cukup luas.
Baca juga : Gubernur Anies: Di Jakarta Masih Ada 300 Hektar Sawah
Anies menyebut, ada lebih dari 300 hektar sawah di Jakarta. "Dan di lokasi ini ada sekitar 3 hektar dan alhamdulillah ditanam bulan Oktober November dan sudah panen kira 5 ton per hektarnya," ujar Anies saat berkunjung ke areal persawahan di Cakung Timur, akhir Januari lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.