Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga dan Pengacara Bantah CW Diskriminatif Perlakukan Anak Adopsi

Kompas.com - 16/03/2018, 14:32 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga dan pengacara CW membantah bahwa perempuan berusia 60 tahun itu telah berlaku diskriminatif terhadap dua dari lima anak adopsinya. CW dan lima anak adopsinya, berdasarkan keterangan polisi, tinggal di hotel-hotel mewah di Jakarta selama 10 tahun terakhir.

F, salah satu anak adopsi CW, mengatakan kepada polisi bahwa dia dan saudaranya E diperlakukan berbeda dari tiga saudaranya yang lain karena mengidap penyakit kronis.

Baca juga : Tinggal 10 Tahun di Hotel, CW Mengaku Adopsi 5 Anak atas Dasar Kemanusiaan

Keponakan CW bernama Riska yakin CW, yang dia panggil Oma, berlaku adil kepada kelima anak adopsinya.

"Oma itu mengadopsi atas dasar kemanusiaan. Semua diperlakukan sama walaupun dari latar belakang keluarga yang berbeda," kata Riska di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/3/2018).

Senada dengan Riska, Kuasa Hukum CW Bambang KE membantah pengakuan F yang menyatakan dia disuruh tidur di dalam kamar mandi.

"Kalau ada pemisahan tempat tidur, atau alat makan karena dua anak ini sakit kan wajar, seperti orang kalau sakit flu gimana sih. Tapi tidak lantas disuruh tidur di toilet," ujar Bambang.

Kanit V Subdit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum AKP Hasiati Lawole sebelumnya mengatakan, selama 10 tahun CW berpindah dari Twin Plaza Hotel di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat ke Hotel Peninsula yang juga terletak di Slipi, kemudian ke Hotel Le Meridien di kawasan Jakarta Pusat.

Kehidupan CW dengan lima anak adopsinya itu menjadi sorotan setelah Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) melaporkannya atas dugaan penganiayaan anak.

Baca juga : Polisi Akan Periksa Ulang 5 Anak Adopsi yang Tinggal Bersama CW

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com