Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdakwa Bom Thamrin Bantah sebagai Pemilik Ponpes Ibnu Mas'ud

Kompas.com - 16/03/2018, 15:12 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada Januari 2016, Aman Abdurrahman, membantah dirinya merupakan pemilik Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud di kawasan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Mayasari dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (16/3/2018), mulanya klarifikasi soal kedatangan saksi Achmad Supriyanto ke pondok pesantren (ponpes) itu pada 2013. Supriyanto mengakui kunjungannya pada saat itu untuk mengantar gurunya, Lukman Hakim.

"Itu cuma ngantar," kata Supriyanto saat memberikan kesaksian, Jumat.

Mayasari kemudian mengonfirmasi soal kedatangan Supriyanto dan Lukman ke sana. Mayasari menyebut ponpes itu dimiliki Aman.

"Menemani Ustad Lukman ke Pesantren Ibnu Mas'ud milik Aman Abdurrahman di daerah Bogor, apakah Ustad Lukman yang saudara pahami pengajar di ponpes tersebut? Yang mengajar di pondok pesantren milik terdakwa?" tanya Mayasari.

"Pas dipanggil, ngasih tausiyah di situ," jawab Supriyanto.

Baca juga : Bantu Penyalur Dana Bom Thamrin, Saksi Ini Pernah Berangkatkan 10 Keluarga ke Suriah

Setelah Supriyanto selesai memberikan keterangan, Ketua Majelis Hakim Akhmad Jaini menanyakan tanggapan Aman terhadap semua keterangan saksi.

Aman menggunakan kesempatan tersebut untuk membantah Mayasari.

"Saya klarifikasi aja kaitan dengan tadi disebutkan bahwa saya pemilik ponpes, itu tidak benar. Belum pernah tahu dan belum pernah ke situ," kata Aman.

Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud ditutup Pemerintah Kabupaten Bogor pada 18 September 2017. Ponpes itu dinilai meresahkan warga dan ada dugaan terkait dengan paham-paham radikal.

Ponpes tersebut juga ditutup karena tak memiliki izin pendirian ponpes. Selain itu, ada beberapa santri di ponpes itu yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok terorisme ISIS. Beberapa pengajar di ponpes tersebut juga merupakan anggota kelompok terlarang.

Baca juga : Penyalur Dana Bom Thamrin Pernah Ikut Pelatihan Militer di Filipina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com