Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemadam Kebakaran Tak Melulu Padamkan Api...

Kompas.com - 20/03/2018, 06:15 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas pemadam kebakaran tidak selalu berurusan dengan api.

Kepala Seksi Operasional Kebakaran Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis mengatakan, timnya sering diminta bantuan mengevakuasi binatang. 

"(Evakuasi) hewan apa pun, kami mesti tahu tekniknya. Sebelumnya kami belum pernah terlatih, tetapi permohonan bantuan evakuasi semakin banyak dan kami jadi bisa (terlatih mengevakuasi hewan)," kata Rompis kepada Kompas.com, Senin (19/3/2018).

Baca juga: Ular Sanca 4 Meter Acak-acak Etalase Warung Makan Padang di Kembangan

Meski tidak berpengalaman, petugas berlatih menaklukkan binatang.

Hal ini dibutuhkan jika ada permohonan bantuan evakuasi binatang. 

"Kami bahkan belajar sendiri untuk evakuasi ular. Kami latihan pakai (ular) sanca, kami siapkan stiknya saat ada panggilan evakuasi," ujarnya. 

Baca juga: Demi Copot Cincin Anak Ini, 6 Personel Damkar Dikerahkan ke Rusun Marunda  

Selain itu, petugas pemadam kebakaran juga kerap menerima permohonan bantuan evakuasi sarang tawon di lingkungan rumah warga.

Petugas menyiapkan alat-alat agar terhindar sengatan tawon.

"Paling sering (permohonan bantuan evakuasi sarang) tawon, bisa seminggu dua kali. Kalau tawon sampai beli stik penangkapnya sendiri, kami sampai punya baju khusus biar petugas enggak disengat," kata Rompis. 

Baca juga: Pemadam Kebakaran yang Bekerja Tanpa Pamrih...

Petugas pemadam kebakaran, lanjutnya, juga sering diminta menyelamatkan kucing dan anjing, baik milik perorangan atau hewan liar.

Rompis menilai, monyet adalah binatang yang paling sulit diselamatkan.

Petugas merasa kesulitan dengan gerak-gerik yang cepat dari hewan pemakan pisang itu. 

Baca juga: Siswa TK Belajar dari Pemadam

"Monyet juga pernah kami evakuasi. Monyet sulit dievakuasi karena pergerakanya cepat, tetapi kalau monyetnya sudah lari jauh, sama warga dibiarkan saja," ujarnya. 

Rompis mengatakan, setiap evakuasi binatang, pihaknya menerjunkan 5-10 petugas. 

"Ini (evakuasi binatang) bukan tugas kami. Sekarang kami prinsipnya masyarakat minta (bantuan), masa kami tolak? Mau enggak mau kami ke tempat kejadian perkara, akhirnya berkembang sampai sekarang. Jadi bisa karena pengalaman," kata Rompis. 

Kompas TV Sebanyak 12 orang pengunjung Mall Graha Cijantung, Jakarta, terjebak di dalam sebuah lift, Minggu (4/3).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com