Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2018, 08:55 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Selang satu pekan pelaksaan paket kebijakan penguraian kepadatan lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek, pengguna bus transjabodetabek premium dinilai belum signifikan meningkat.

Di samping mengurai kepadatan lalu lintas, paket kebijakan tersebut diterapkan demi mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum, salah satunya transjabodetabek premium.

"Ada satu yang belum maksimal, karena kami memberlakukan jalur khusus bus harapannya banyak yang menggunakan bus, tetapi tercatat okupansi hanya 30 persen," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Mega City Mal, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (18/3/2018).

Budi menyampaikan data hasil evaluasi Kemenhub selama sepekan. Berdasarkan data ini, Kemenhub menurunkan tarif transjabodetabek premium dari Rp 20.000 menjadi Rp 10.000.

Baca juga : Penurunan Tarif Bus Transjabodetabek Premium Hanya Sementara

Begitu juga dengan tarif parkir di fasilitas park and ride yang berlaku flat di sekitar Kota Bekasi yang menjadi Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 10.000.

Pada Senin (19/3/2018), penumpang belum banyak yang tahu soal tarif bus yang turun ini. Mereka baru tahu setelah berada di dalam bus.

"Hari ini belum terlihat lonjakan penumpang. Data minggu lalu kenaikan penumpang 40 persen. Mungkin baru terlihat besok Selasa. Kemarin pengumuman penurunan tarifnya belum efektif. Hari ini kita sosialisasikan terus ke penumpang, banyak yang belum tahu," ucap pengawas transjabodetabek premium titik keberangkatan Bekasi Barat Mega Bekasi, Dhedi Rasmana.

Pramis (24), warga Bekasi Utara yang menggunakan layanan bus ini beberapa bulan terakhir menyampaikan, penurunan tarif ini layak diapresiasi. Namun, ia khawatir kualitas layanan juga akan berkurang.

"Takutnya nanti akan lebih ramai. Akibatnya harus tambah armada, tidak tahu siap atau tidak," ucap Pramis.

Warga yang bekerja di area Plaza Senayan tersebut kemudian membandingkannya dengan layanan shuttle bus yang disediakan pengembang perumahan.

Menurut dia, layanan bus tersebut menurun setelah tarifnya diturunkan dari Rp 20.000 menjadi Rp 15.000. Bus menjadi tidak rutin datang.

Ricky (35), warga Bekasi Barat, justru merasa penurunan tarif menjadi Rp 10.000 terlalu murah. Ia berharap, rasa "premium" tetap ada.

"Terlalu murah menurut saya. Mungkin Rp 15.000 cukuplah, soalnya Rp 10.000 sama seperti armada bus non-premium lainnya," ucap Ricky.

Baca juga : Cara Dapat Tarif Flat di Kantong Parkir Saat Ganjil Genap Tol Bekasi

Begitu juga dengan layanan park and ride. Para pengguna transjabodetabek premium mengapresiasi penurunan tarif parkir tersebut.

Namun, mereka yang memiliki mobil pribadi lebih memilih menggunakan ojek untuk ke titik keberangkatan bus premium.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Megapolitan
Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Megapolitan
Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Di Usia Senja, Marbut di Pondok Labu Ini Tak Punya Kartu Lansia dan BPJS

Di Usia Senja, Marbut di Pondok Labu Ini Tak Punya Kartu Lansia dan BPJS

Megapolitan
Megahnya Masjid As Sofia Bogor yang Disebut Miniatur Masjid Nabawi

Megahnya Masjid As Sofia Bogor yang Disebut Miniatur Masjid Nabawi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Megapolitan
KPU DKI Buka Pendaftaran Cagub Independen Mulai 5 Mei 2024, Syaratnya KTP Warga Pendukung

KPU DKI Buka Pendaftaran Cagub Independen Mulai 5 Mei 2024, Syaratnya KTP Warga Pendukung

Megapolitan
15 Remaja di Depok Gagal Tawuran, Langsung Dibawa ke Kantor Polisi

15 Remaja di Depok Gagal Tawuran, Langsung Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com