Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geledah Tempat Penampungan TKI Ilegal, Paspor dan Visa ke Arab Saudi Disita

Kompas.com - 23/03/2018, 20:31 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Petugas Dit Tipidum Bareskrim Polri dari satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) menggerebek sebuah rumah di Jalan Raya Hanka nomor 70, Jumat (23/3/2018). Rumah tersebut dijadikan pusat penampungan tenaga kerja dengan nama PT Kensur Hutama.

"Penggerebekan ini menindaklanjuti pelaporan seorang TKW berinisial YS (29) yang melarikan diri dari majikannya di Jeddah, Arab Saudi ke KBRI beberapa waktu lalu. Dalam pemeriksaan diketahui korban diberangkatkan melalui perusahaan ini," ucap Kasatgas TPPO Bareskrim Polri, AKBP Hafid Susilo Herlambang di lokasi, Jumat (23/3/2018).

Dalam penggerebekan ini petugas sudah tidak menemukan kegiatan berhubungan dengan pengiriman tenaga kerja. Kantor tenaga kerja tersebut juga kosong hanya ditinggal dua petugas pengamanan gedung.

Baca juga : Polisi Gerebek Tempat Penampungan TKI Ilegal di Bekasi

Dalam bangunan tiga lantai tersebut ditemukan tempat tidur bertingkat di lantai dua dan tiga serta ruang kantor di lantai dasar.

"Kami juga menemukan komputer, dokumen dan paspor berisi visa siap berangkat ke Arab," ucap Hafid.

Petugas kepolisian berencana mengolah data-data yang dikumpulkan dari tempat penampungan ini untuk proses penyelidikan kasus lebih lanjut.

Baca juga : Lima TKI Terancam Hukuman Mati di Arab Saudi Atas Tuduhan Lakukan Sihir

 

Saat ini petugas juga telah memasang garis polisi di kantor PT Kensur Hutama dan membawa semua barang bukti yang didapat di kantor tersebut.

Sebelumnya, KJRI Jeddah meminta bantuan Polri untuk mengusut perusahaan yang mengirimkan TKI YS (29).

YS diketahui mendapatkan pelecehan seksual dan pelanggaran kerja dari majikannya di Jeddah dan dikirimkan oleh PT Kensur Hutama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com