Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Arahan Pak Gubernur, Jangan Gunakan Chemical untuk Busa di Marunda karena Kamuflase Saja"

Kompas.com - 25/03/2018, 20:55 WIB
Nursita Sari,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melarang pihaknya menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan buih atau lautan busa di Kanal Banjir Timur (KBT) Marunda, Jakarta Utara.

Sebab, hal itu hanya menjadi kamuflase wajah perairan tersebut yang sebenarnya tetap tercemar.

"Pak Gubernur (Anies) kemarin sudah memberi arahan, (KBT Marunda) jangan dulu digunakan chemical karena itu kayak mengkamuflase saja," ujar Andono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/3/2018).

Andono menyampaikan, sebenarnya ada bahan kimia yang bisa digunakan untuk menghilangkan lautan busa di KBT Marunda. Namun, penggunaan bahan kimia tidak akan menyelesaikan pencemaran limbah di sana.

Baca juga: Ada Lautan Busa di Marunda, Warga Diimbau Tak Pakai Deterjen Berlebihan

"Sebetulnya kalau mau ngehilangin buih, gampang. Kami ada bahan-bahan tertentu yang bisa digunakan untuk menghilangkan buih, tetapi akar persoalannya kan bukan di situ," kata dia.

Dinas Lingkungan Hidup DKI, lanjut Andono, sudah mengetahui lautan busa di KBT Marunda disebabkan oleh limbah deterjen dari permukiman warga.

Oleh karena itu, Dinas Lingkungan Hidup mengimbau agar warga tak berlebihan menggunakan deterjen yang memiliki kadar fosfat tinggi dan tak ramah lingkungan.

Untuk menyelesaikan persoalan pencemaran limbah di perairan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun sistem pengolahan air limbah atau sewerage system di 15 zona, termasuk Marunda.

Dengan adanya sewerage system, saluran air limbah akan dipisahkan dengan saluran air hujan yang bermuara ke kanal-kanal.

"Sewerage system terdiri dari centralized treatment plan, pengolah terpusatnya, dan jaringan air limbah yang menghubungkan rumah-rumah ke sewerage treatment plan itu," ucap Andono.

Baca juga: Anies Sebut Lautan Busa di KBT Marunda karena Limbah Deterjen

Sebelumnya diberitakan, perairan KBT di kawasan Marunda dipenuhi busa pada Jumat (23/3/2018) sore. Busa itu memenuhi KBT selepas Pintu Air Weir 3 Marunda.

Busa-busa di KBT Marunda itu sudah menjadi pemandangan warga sehari-hari dan sudah muncul selama beberapa tahun terakhir.

Gubernur Anies sebelumnya mengaku memiliki sejumlah solusi untuk mengatasi pencemaran air di KBT Marunda. Namun, dia masih enggan untuk menjelaskan.

"Karena kalau sekadar menggunakan alat kimia untuk menghilangkan buih, buihnya hilang enggak kelihatan di foto, tapi bukan berarti polusinya hilang," ujar Anies, Sabtu (24/3/2018).

Kompas TV Lautan busa terlihat di Kali KBT, selepas Pintu Air Weis 3, Marunda menuju Teluk Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com