Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ikut Demo, Pengemudi Ojek "Online" Dipukuli, Penumpang Dipaksa Turun

Kompas.com - 27/03/2018, 12:55 WIB
David Oliver Purba,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Massa dari pengemudi ojek online yang melakukan aksi di depan Istana, Jalan Medan Merdeka Barat, ricuh saat melihat sejumlah pengemudi ojek online tidak ikut melakukan aksi dan lebih memilih mengantar penumpang, Selasa (27/3/2018).

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pukul 12.30, ada sekitar empat pengemudi yang terlihat berusaha melewati kerumunan massa aksi. Namun, para pengemudi tersebut diteriaki sejumlah pengunjuk rasa yang marah.

Teriakan dengan kata-kata kasar terdengar dari sejumlah pengemudi ojek online. Bahkan, ada dua pengemudi yang terlihat mendapat sejumlah pukulan dari massa yang bertindak anarkistis.

Sejumlah polisi mencoba melerai. Namun, karena jumlah polisi jauh lebih sedikit dari massa, tindakan tersebut sulit dilerai.

Baca juga: Tak Ikut Demo, Pengemudi Ojek "Online" Diejek Rekannya Kurang Duit

Sejumlah massa lain membantu melerai. Namun, malah kerusuhan saling menjadi-jadi di antara mereka. Massa terlihat saling pukul.

"Woi udah-udah, kita saudara. Ngapain berantem, biarin itu kalau dia mau lewat (pengemudi lain), biarin," teriak salah satu massa dari ojek online.

Tampak pengemudi yang sebelumnya dikerubungi massa diamankan polisi. Adapun penumpang yang sebelumnya naik dipaksa turun.

Baca juga: Demo Ojek "Online": Tarif Sekarang Sudah Enggak Manusiawi, Bang!

"Enggak pintar sih tuh ojek, kenapa enggak mutar aja. Ngapain lewat sini coba," ujar salah satu massa pengemudi ojek.

Hingga pukul 12.38, aksi massa masih berlangsung di depan Istana Negara. Unjuk rasa itu menuntut agar perusahaan yang memperkerjakan mereka menerapkan tarif yang rasional. Tarif yang ada saat ini dianggap tidak manusiawi karena terlalu rendah.

Baca juga: Pengemudi Ojek "Online" Demo di Depan Istana, Tuntut Rasionalisasi Tarif

Kompas TV Aliansi Driver Online menemui Fraksi PDI Perjuangan di Gedung DPR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com