JAKARTA, KOMPAS.com - Higler tetap menjajakan helm dan jaket mirip seragam pengemudi ojek online, Selasa (27/3/2018).
Ia menjual helm dan jaket bertuliskan nama perusahaan Uber, Grab, dan Go-Jek di bangunan semi permanen, Jalan Galunggung, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Menurutnya, penjualan helm dan jaket itu tidak terpengaruh adanya akuisisi Uber oleh Grab.
"Kalau itu sama saja, sama-sama banyak yang minat," ujar Higler.
Helm yang dijajakan didominasi warna oranye khas Uber. Kemudian, ada pula helm hijau khas Grab.
Sementara itu, stok helm hijau khas Go-Jek hanya tersisa beberapa buah.
Selain helm, jaket seragam Uber dan Grab juga banyak dijual di sana. Ada yang digantung, ada pula yang ditumpuk di atas terpal.
"(Stok helm dan jaket) Go-Jek ada, tetapi tinggal sedikit," katanya.
Baca juga: Meraup Untung dari Helm dan Jaket Mirip Seragam Ojek Online
Ia menyebut, barang itu milik bosnya yang dikirim langsung dari gudang Grab, Uber, dan Go-Jek.
Setiap harinya, jumlah helm yang terjual di sana berbeda-beda.
"Yang terjual enggak tentu. Yang beli juga kadang banyak, kadang enggak. 15 (buah) per hari kejual helmnya, kalau jaket 5 per hari yang kejual," ucapnya.
Selain para pengemudi ojek online, kata Higler, ada pula warga biasa yang membeli helm di tempatnya berdagang.
Mereka biasanya mengecat ulang helm tersebut.
"Ada, sih, yang beli masyarakat biasa, dicat ulang lagi, dihilangin logonya," kata Higler.