JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengemudi ojek online berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2018) kemarin. Aksi tersebut merupkan puncak kekesalan para pengemudi terhadap perusahaan penyedia aplikasi yang menerapkan tarif yang dianggap tidak manusiawi.
Para pengemudi ojek online dari tiga aplikasi, yaitu Go-Jek, GrabBike, dan Uber menuntut agar pemerintah membantu untuk mengkomunikasikan kenaikan tarif kepada perusahaan aplikasi yang menaungi mereka. Para pengemudi menginginkan agar tarif yang kini Rp 2.000 per km dinaikan menjadi Rp 4.000 per km.
Para pengemudi telah menyampaikan permintaan tersebut kepada perusahaan. Namun, hingga saat ini perusahaan tidak pernah merespons.
Baca juga : Keluh Kesah Pengemudi Ojek Online di Tengah Perang Tarif Aplikator
Selain tarif, para pengemudi menuntut agar pemerintah merevisi UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Serta menuntut agar status kemitraan pengemudi ojek online diperjelas.
"Kami mau supaya tarifnya dinaikkan, sekarang tarifnya sudah enggak manusiawi, Bang," kata Adi, pengemudi ojek online dari aplikasi GrabBike.
Bertemu Jokowi
Setelah beberapa jam melakukan aksi, perwakilan para pengemudi ojek online diterima Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Pertemuan itu mendadak. Awalnya mereka rencananya diterima Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko. Namun, rupanya Presiden bersedia menerima mereka untuk berbincang-bincang.
Presiden Jokowi didampingi Kepala KSP Moeldoko, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Saat pertemuan, selain meminta agar Jokowi membantu dalam hal kenaikan tarif, para pengemudi meminta agar ada payung hukum yang jelas terkait keberadaan ojek online. Payung hukum yang ada di Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dinilai tidak mendukung keberadaan ojek online.
Para pengemudi juga meminta agar Jokowi membangun shelter di sejumlah titik sebagai tempat parkir para pengemudi.
Jokowi merespon permintaan tersebut dengan meminta Menteri Perhubungan Budi Karya untuk segera menyelesaikan masalah itu.
Pada Rabu (28/3/2018), para perwakilan pengemudi ojek online akan kembali ke Istana Negara untuk bertemu dengan Budi, Moeldoko, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara guna melanjutkan pembicaraan terkait tuntutan mereka. Manajemen Go-Jek dan GrabBike akan dipanggil untuk ikut membahas hal tersebut.
Jokowi memerintahkan dua menterinya, yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, menjadi penengah dalam persoalan tarif ojek online itu.
Baca juga : Pengemudi Ojek Online Keluhkan Perang Tarif, Ini Instruksi Jokowi
Jokowi meminta dua menterinya itu menggelar pertemuan dengan mengundang pemilik perusahaan aplikasi transportasi online beserta pengendara ojek online untuk membicarakan hal tersebut.
"Tadi saya perintahkan ke Menhub dan Menkominfo, besok mengumpulkan aplikator-aplikator, diundang juga driver-nya, diajak bicara. Intinya dicari jalan tengah agar tidak merugikan," ujar Jokowi.