JAKARTA, KOMPAS.com - Massa dari driver ojek online melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2018). Unjuk rasa itu menuntut agar perusahaan penyediaan aplikasi menaikan tarif yang kini dirasa sangat merugikan para driver.
Salah satu pengemudi ojek online dari GrabBike, Reza mengatakan, saat ini tarif yang ditetapkan perusahan Rp 2.000 per km. Tarif itu jauh lebih rendah dibanding 2015 atau 2016 lalu sekitar Rp 4.000 per km.
Reza mengatakan, pengaruh penurunan tarif sangat terasa. Bila tarif masih Rp 4.000 per km, Reza bisa mendapatkan Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per hari. Namun, saat ini, bahkan untuk mendapatkan Rp 200.000 per hari terasa sangat sulit.
Baca juga : Pengemudi Menunggu Langkah Jokowi Atasi Perang Tarif Ojek Online
Reza harus bekerja ekstra keras untuk mencari konsumen. Selain tarif yang rendah, kesulitan lain karena adanya potongan 20 persen biaya operasional diwajibkan oleh perusahaan.
Jadi, setiap rupiah yang didapatkan Reza dipotong 20 persen oleh perusahaan. Belum lagi jumlah pengemudi ojek online yang semakin banyak membuat persaingan di antara mereka semakin berat.
"Perusahaan nurunin tarif berapa pun enggak ngaruh, tapi dari sisi driver sangat berpengaruh. Saya punya anak dan istri, sekarang dapat Rp 200.000-an, itu pun dari pagi sampai malam," ujar Reza.
Baca juga : Keluh Kesah Pengemudi Ojek Online di Tengah Perang Tarif Aplikator
Indra dari pengemudi ojek online Go-Jek juga mengeluhkan hal serupa. Tarif yang kini diterapkan Go-Jek terasa sangat kecil. Tarif yang diterapkan kini sekitar Rp 2.000 per km. Belum lagi, kata Indra ketika perusahaan memberikan promo ke para penumpang.
Indra mengatakan, persaingan antar-driver juga membuat penghasilannya berkurang.
"Harus banting tulang buat dapat Rp 150.000 sampai Rp 200.000. Persaingan sekarang ngeri Bang, makin ramai," ujar Indra.
Baca juga : Ini Hasil Pertemuan Ojek Online dengan Jokowi di Istana
Juru bicara ojek online Badai mengatakan, penurunan tarif terjadi karena adanya perang tarif. Sebelumnya Go-Jek berani untuk menerapkan tarif Rp 4.000 per km.
Namun, ketika perusahaan transportasi lain memberikan tarif rendah, perusahaan tersebut juga ikut menurunkan tarif.
Baca juga : Demo Ojek Online: Tarif Sekarang Sudah Enggak Manusiawi, Bang!
Badai mengatakan dengan menerima tuntutan Rp 4.000 per km, atau minimal Rp 3.500 per km yang diajukan driver online, maka akan sangat membantu para driver untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.
"Sekarang tarif Rp 2.000 per km, belum potongan 20 persen, kalau ngebut 45 km, berapa lama perhitungannya. Sekarang kebutuhan hidup layak (KHL) Rp 3,6 juta, minimal sehari Rp 120.000. Kalau dinaikkan juga konsumen enggak ada yang komplain, mereka senang juga kalau malam-malam order Go-Food dan lainya," ujar Badai.